Nakita.id - Dalam beberapa minggu terakhir suhu dingin melanda hampir sebagian besar wilayah di Pulau Jawa.
Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko menjelaskan, saat ini merupakan puncak musim kemarau yang ditandai dengan suhu yang lebih dingin dan angin lebih kencang.
Saat ini Indonesia mendapat pengaruh dari aliran massa dingin dari Australia yang menuju ke Asia.
BACA JUGA: Wajib tahu, Menurut Riset Menikah dengan Biaya Mahal Rentan Perceraian
Aliran tersebut menyebabkan perubahan suhu menjadi lebih dingin di sejumlah wilayah di Indonesia.
Turunnya suhu udara lebih dingin ini membuat kita lebih rentan terhadap beberapa penyakit.
Menurut Dr.Ari Fahrial Syam, Sp.PD, ada dua penyakit yang bisa timbul, yakni penyakit kronis yang sudah ada sebelumnya lebih rentan mengalami kekambuhan.
"Misalnya saja asma, pilek alergi, sinusitis serta alergi kulit karena udara dingin," katanya dalam surat elektronik yang dikirimkan.
Penyakit lain yang bisa timbul langsung akibat udara dingin antara lain kulit menjadi kering, kulit telapak kaki menjadi pecah-pecah, timbul pecah-pecah pada bibir dan kadang kala timbul mimisan.
Jika paparan udara dingin terus berlangsung akan terjadi penurunan suhu tubuh (hipotermia).
BACA JUGA: Tak Hanya Nadine Chandrawinata, Deretan Artis Ini Juga Menikah dengan
"Perubahan cuaca yang ekstrim ini akan berpengaruh pada daya tahan tubuh. Jadi lebih mudah terserang penyakit infeksi virus atau bakteri umumnya berupa infeksi saluran pernafasan atas," kata dokter yang menjadi Dekan Fakultas Kedokteran Indonesia ini.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR