Tedder dan suaminya, Dustin, membawa putra mereka ke spesialis saraf yang kemudian melakukan X-ray dan melakukan beberapa tes, menentukan bahwa putra mereka kemungkinan besar menderita stroke.
BACA JUGA: Termasuk Nasi, Ini 6 Makanan Sehat yang Bahaya Jika Dikonsumsi di Waktu Salah
"Kami pikir, kami telah paham jika anak kami tak menderita stroke, ia juga tak pernah mengalami kejang, dan bayi tidak mungkin stroke" ungkapnya.
Orang tua bisa merasakan hal yan rasa sakit ketika dokter menunjukkan hasil "mengerikan" dari MRI milik Cannon di mana menunjukkan seluruh sisi kiri otaknya rusak.
"Bukan hanya dia menderita stroke, itu stroke besar. Cukup besar untuk membunuh lelaki dewasa," kata Tedder.
"Sisi kiri otaknya tampak hitam dan kosong," kata Tedder menggambarkan.
Sekitar 14 bulan kemudian, mereka mendapat diagnosis resmi Cannon.
"ia mengalami hemiparesis, yang merupakan kelemahan dari satu sisi tubuh," tambahnya.
Tedder menjelaskan, transfusi darah janin yang dilakukan saat ia hamil ternyata tidak ada hubungannya dengan stroke yang diderita oleh putranya.
"Sisi kanannya terpengaruh. Stroke terjadi di otak sebelah kirinya. Dan dia memiliki cerebral palsy ringan," terangnya.
Tedder mengatakan dia memutuskan untuk berbagi cerita Cannon dengan harapan orangtua lain akan melihat tanda-tanda stroke pada anak-anak mereka bahkan lebih awal daripada yang dia lakukan.
Sekarang Cannon sudah berusia 2 tahun, putranya menjadi anak yang cukup berkembang.
Source | : | Fox News |
Penulis | : | Fita Nofiana |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR