Nakita.id - Salah satu alasan orangtua mencukur bayinya, yaitu agar si kecil memiliki rambut lebat dan tebal.
Padahal, sampai sekarang belum ada referensi kesehatan yang merujuk adanya kaitan cukur rambut dengan ketebalan rambut.
Ini karena lebat dan tebalnya rambut manusia tergantung pada folikel rambut yang dipengaruhi faktor genetik dan gizi.
Jadi jika jumlah folikelnya sedikit, digunduli berapa kali pun, rambut anak tidak akan lebat.
Folikel adalah selubung akar rambut, terbentuk sejak dalam kandungan dan terus berkembang hingga anak dilahirkan dan tumbuh besar.
Jumlah folikel inilah yang menentukan lebat tidaknya rambut dan biasanya banyak dipengaruhi faktor genetik, yang tak sebatas ayah-ibu tapi juga bisa dari kakek-nenek.
Lingkungan juga sangat berperan terhadap tekstur rambut.
Sering terpapar sinar matahari atau polusi juga akan membuat rambut jadi kering dan kusam.
Selanjutnya, pertumbuhan rambut yang sehat dipengaruhi oleh faktor gizi dan lingkungan.
Baca Juga: Tips Cukur Sendiri Rambut Anak, Jika Terlalu Panjang Gunting Terlebih Dahulu Agar Lebih Mudah
Anak yang kurang gizi bisa dilihat dari pertumbuhan rambutnya yang tipis dan merah.
Meski begitu, ada juga tekstur rambut yang pembawaannya memang sudah lemas, tipis, dan merah meski sebetulnya tidak mengalami kekurangan zat gizi tertentu.
Untuk mengoptimalkan kesehatan rambut si kecil, selama ia tetap terlihat nyaman, boleh saja orangtua memanfaatkan minyak kemiri, minyak santan, atau tonik rambut khusus bayi.
Hanya saja, minyak dapat membuat kulit kepala bayi lengket dan kotor.
Karena itu, ada baiknya rambut bayi dicukur plontos agar mudah dibersihkan kembali.
Gosok dan pijat lembut kulit kepalanya agar peredaran darah di kepala menjadi lebih lancar dan mulut folikel menjadi lebar untuk menyerap zat gizi yang diberikan.
KOMENTAR