Nakita.id - Tak ada satu pun pasangan suami istri yang ingin bercerai, karena efeknya besar untuk kesehatan fisik dan mental serta psikoogis buah hati.
Namun, belakangan ini nampaknya banyak kasus perceraian terjadi di Indonesia.
Faktanya, perceraian seolah menjadi tren yang angkanya terus meningkat.
Diperkirakan sekitar 15-20% perceraian terjadi setiap tahunnya di Indonesia.
Banyak penyebab mengapa pasangan yang sudah menikah memutuskan untuk berpisah, salah satunya dipicu oleh keuangan.
Menurut riset yang dilakukan oleh SunTrust Bank, penyebab utama stres dalam suatu pernikahan kebanyakan disebabkan keuangan.
Jacqueline Newman, pakar keuangan dari New York juga mengatakan hal yang sama dimana 35% pemicu pertengkaran suami istri adalah karena uang.
Untuk mengatasinya, penting untuk Moms dan Dads mengetahui masalah keuangan yang jika tak disiasati berisiko menghancurkan pernikahan.
BACA JUGA: Mengenal Kakebo, Solusi Cerdas Menabung ala Jepang Untuk Stay At Home Moms
1. Memiliki uang atau tabungan rahasia
Awalnya, hal ini mungkin nampak tak berbahaya karena banyak pasangan tentu memiliki cara berbeda dalam menyimpan tabungannya.
Namun, menyembunyikan tabungan atau uang tunai dari pasangan dapat mengakibatkan masalah besar dalam rumah tangga.
"Ketika pasangan menemukannya, kepercayaan mereka pada kita bisa hancur," papar Newman.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh National Endowment for Financial Education pada 2018, dua dari lima pasangan telah berbohong pada pasangannya tentang uang.
Selain itu, 75% orang mengakui bahwa membohongi pasangan soal uang ternyata memengaruhi hubungan mereka.
BACA JUGA: Hemat Pangkal Kaya, Yuk Ajarkan Si Kecil Menabung dengan Trik Cerdas Ini Moms!
2. Menyembunyikan kartu kredit
Menurut Newman, hal ini dinilai lebih buruk daripada menyembunyikan uang dari pasangan.
"Ini bukan sekedar sebuah kebohongan. Hal ini justru menimbulkan pertengkaran lebih besar," paparnya.
Berdasarkan laporan terbaru dari CreditCards.com, sekitar 31% orang berpendapat bahwa menyimpan kartu kredit dan akun lain dari pasangan lebih buruk daripada berselingkuh.
Dengan begitu, Newman menyarakan agar kita saling jujur tentang apa yang kita miliki pada pasangan agar tak menimbulkan masalah besar kedepannya.
3. Terlalu banyak menghabiskan uang
Ini adalah masalah klasik dalam sebuah hubungan, jika salah satu pasangan boros dalam mengeluarkan uang tentu akan mengesalkan.
"Ini banyak terjadi ketika satu orang menghasilkan banyak uang, namun yang lain hanya menghabiskannya", papar Newman.
Menurutnya, mereka yang mencari uang sangat membenci pemboros.
Demi menghindari masalah besar yang akan timbul, maka penting bagi pasangan membuat kesepakatan dalam menyimpan dan mengeluarkan uang.
Misalnya, gunakanlah 10 hingga 20% dari pendapatan kita dan pasangan untuk tabungan atau investasi.
BACA JUGA: Pasangan Baru Wajib Menabung, Caranya? Sesuaikan dengan Kebutuhan
"Jika kita telah melakukannya, belanja sedikit berlebihan mungkin bukan masalah," paparnya.
Selain itu, ada baiknya untuk menghindari hutang menumpuk karena kartu kredit dan meminjam uang jika bukan untuk keperluan darurat.
4. Terlalu hemat
Memang memiliki pasangan yang boros menjadi masalah, namun adanya satu pihak dalam sebuah hubungan yang terlalu 'ketat' dalam hal keuangan juga rentan menimbulkan masalah.
"Ini bisa memalukan dalam situasi sosial. Itu bisa menjadi masalah yang sangat besar," kata Newman.
Untuk mengatasinya, pasangan bisa berkonsultasi pada penasihat keuangan untuk membantu membuat anggaran belanja keluarga.
Dengan begitu, tak hanya menabung namun kita bisa menikmati penghasilan dengan cara yang cerdas.
5. Penyalahgunaan uang
Menurut Newman, perselisihan soal uang dalam situasi yang gawat bisa berubah menjadi pertarungan dominasi.
Hal ini sering terjadi pada situasi rumah tangga yang masih menerapkan aturan tradisional, seperti hanya suami yang bekerja sementara istri mengatur rumah tangga dengan tinggal di rumah.
Meskipun kini porsi gender telah bergeser seiring perkembangan zaman, penasihat keuangan menyarankan agar lelaki tetap memimpin dalam hal keuangan.
"Uang adalah hal yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tapi, jika uang digunakan untuk mengontrol pasangan, ini akan menjadi masalah besar dalam pernikahan," kata Newman.
Newman menyarankan agar suami istri jangan sungkan untuk memulai membicarakan perihal uang dan mendiskusikan ide untuk mengelolanya demi masa depan baik dengan pasangan.
"Uang bukan hanya tentang membeli susu anak. Itu mewakili keselamatan pernikahan dan tujuan jangka panjang," katanya.
Kulkas Side by Side New Belleza 4 Pintu dari Polytron, Dirancang Khusus untuk Dukung Tren Gaya Hidup Modern
Source | : | independent.co.uk,CNBC,psychologytoday.com |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR