Nakita.id - Selain menyakitkan, Skoliosis diyakini memengaruhi kepercayaan diri.
Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang rotasinya sudah melebihi 10 derajat, dan bisa dialami siapa saja mulai anak-anak hingga dewasa.
Penyebabnya beragam, mulai faktor genetik hingga yang banyak terjadi yaitu skoliosis idiopatik alias belum diketahui apa penyebabnya.
Ada berbagai cara untuk perawatan skoliosis, salah satunya yaitu terapi non-operasi dengan mengenakan brace.
Bisa dibilang, cara ini menjadi angin segar untuk seseorang yang menderita skoliosis karena dapat mengoreksi derajat kelengkungan tulang yang besar tanpa rasa sakit.
BACA JUGA: Komentar Krisdayanti di Instagram Aurel Tuai Banyak Komentar, Kenapa?
Ada tahapan yang harus dilakukan pasien sebelum memutuskan menjalani terapi ini:
- Memindai tubuh melalui alat 3 dimensi menggunakan BraceScan, yang menggabungkan laser full body, X-Ray dan foto postur tubuh;
- Desain dan pembuatan brace yang cocok untuk pasien;
- Pencocokan brace; dan
- Perawatan dan evaluasi lanjutan.
"Brace telah terbukti dapat mengurangi lengkung tulang pada kasus umum seperti skoliosis dan kifosis, mengurangi sakit, memperbaiki postur tubuh, memperlambat pertumbuhan kurva pada pasien anak-anak, memperbaiki bentuk tubuh sehingga tonjolan tulang iga berkurang serta bahu dan pinggang bisa sejajar," ungkap Labana Simanihuruk, B.Sc selaku Brace & Rehab Clinician pada Seminar Media bersama Scoliosis Care di Jakarta, Selasa (17/7).
BACA JUGA: Tiga Cara Mengatasi Nyeri Pinggang Untuk Moms yang Selalu Aktif
Terdapat 5 jenis brace yang dapat digunakan sesuai dengan kondisi pasien, yaitu Scolibrace sebagai koreksi skoliosis, Lumbar brace/ederly brace untuk pasien skoliosis dewasa atau manula, Kypho brace untuk pasien kifosis, Scolinite untuk anak-anak yang memiliki derajat lengkungan tulang dibawah 20 derajat dan Hybrid kypho-scoliosis brace untuk pasien skoliosis dan kifosis.
Di klinik Scoliosis Care, brace dibentuk dengan tampilan ramping dan ringan namun tetap kokoh untuk menopang postur tubuh pasien secara keseluruhan.
Yang menarik, warna dan desain brace juga dapat disesuaikan dengan keinginan dan selera pasien sehingga dapat menambah kepercayaan diri saat dikenakan sehari-hari.
Namun, perlu diingat Moms efektivitas pemakaian alat ini juga bergantung pada konsistensi pemakaian setiap hari serta lifestyle pasien juga turut berpengaruh.
"Banyak orang gagal itu karena compliance nya tidak sesuai, umumnya kita akan menganjurkan pemakaian brace sesuai dengan kondisi pasien.
Misalnya, jika masih remaja dan kurvanya masih dibawah 20' 8-12 jam pemakaian per hari itu sudah cukup.
BACA JUGA: Lakukan Pemotretan Keluarga, Baju Putri Annisa Pohan Jadi Sorotan, Ada Apa?
Tetapi, kalau usia dewasa dan derajat lengkung tulangnya lebih besar dianjurkan pemakaian lebih lama setiap harinya", pungkas Labana.
Yang terpenting menurut Labana adalah pasca pelepasan brace.
"Kami enggak ada patokan pasti berapa lama seseorang menggunakan brace ini karena berbeda secara genetik, kebiasaan dan niat juga tetapi maksimal itu dua tahun," tutupnya.(*)
Si Kecil Tak Mau Tampil? Ini Cara Mengatasi Anak yang Malu Tampil di Depan Umum
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR