Nakita.id - Eksim susu atau dermatitis atopik, nama lainnya.
Timbul di daerah pipi dengan gejala kemerahan dan lecet.
Penyebabnya adalah alergi.
Pencetusnya beragam, bisa lantaran alergi debu, tungau debu, makanan, suhu panas, dan sebagainya.
Pada orangtua yang asma atau punya alergi, kemungkinan 80% bayinya bisa terkena eksim susu.
Jadi, ini bukan karena air susu ibu (ASI).
Kadang kala orangtua keliru menilai karena letaknya di pipi, jadi dianggap penyebabnya adalah (tetesan) ASI.
Untuk mengatasi eksim susu, yang utama bukanlah mencari obatnya, melainkan hindari faktor pencetusnya.
Bila si kecil bermain di atas karpet berbulu lalu kulit terasa gatal dan ia menggaruk-garuknya, maka karpet itulah yang menjadi biang keladi dan harus dihindari.
Eksim susu berkaitan erat dengan alergi yang dialami orangtua.
Tapi jangan anggap bila ibu alergi seafood, berarti anak akan alergi seafood.
Bisa saja nanti anaknya malah alergi terhadap udara dingin.
Namun begitu, tak perlu cepat memberi pantangan makanan pada si bayi hanya karena takut alergi.
Sebab, si kecil membutuhkan zat-zat penting yang terkandung dalam bahan makanan.
Jadi, lihat dulu faktor pencetusnya secara case by case, karena tiap anak berbeda.
Boleh jadi, bayi mendapatkan masalah kulit karena kulitnya mengalami kekeringan.
Faktor suhu ruangan, kelembapan atau hidrasi, selalu menggunakan air hangat.
Semua itu terkadang tak diperhatikan dan dapat menyebabkan masalah pada kulit.
Baca Juga: 5 Bahan yang Sebaiknya Dihindari Untuk MPASI, Bisa Menyebabkan Alergi!
Coba lihat, di rumah kamar bayi selalu menggunakan AC, padahal (udara yang disemburkan AC) tak baik untuk pertukaran (udara) bagi kulit.
Masalah lainnya, bayi kadang kurang minum.
Setelah usia 6 bulan, selain menyusu, berikan juga air putih agar kulitnya tidak dehidrasi.
Kesimpulannya, telusuri kembali dulu apa yang menjadi faktor pencetus.
Demikian penjelasan mengenai eksim susu atau dermatitis atopik, yang penyebabnya harus ditelusuri jelas namun erat dengan alergi yang diderita orangtua.
Wicked Siap Menghiasi Layar Lebar Indonesia, Sebuah Adaptasi Sinematik dari Kisah Ikonik The Wizard of Oz
KOMENTAR