• Gangguan gizi akut.
Anak kurus tapi tidak pendek, tergolong jenis gangguan gizi akut. Penjelasan sederhananya, gangguan gizi yang dialami anak kurus bisa terjadi dalam waktu relatif singkat. Sakit sebentar, anak bisa kehilangan berat badan dalam jumlah signifikan. Meski begitu, orangtua tak perlu khawatir, seusai sakit dan pola makan dan kondisi anak pulih, maka berat badan anak akan kembali normal.
• Gangguan gizi kronis.
Anak pendek tidak kurus, tergolong jenis gangguan gizi kronis. Gangguan gizi yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tinggi badan anak ini, tak bisa terjadi dalam waktu singkat. Gangguan gizi ini berlangsung dalam waktu lama sehingga menyebabkan anak stunted. Contoh paling nyata adalah masyarakat Jepang yang lahir sekitar tahun 1945 dimana kondisi negaranya sedang porak poranda akibat perang sehingga kecukupan gizinya sangat kurang. Akibatnya, dalam satu generasi semua bertubuh pendek. Bandingkan dengan generasi yang lahir tahun 1980-an dimana kecukupan gizi mereka sudah sangat baik, rata-rata tinggi tubuh orang Jepang tak kalah dengan orang Eropa.
• Gangguan gizi gabungan akut dan kronis.
Anak pendek dan kurus, tergolong jenis gangguan gizi gabungan akut dan kronis. Mereka yang mengalami gangguan ini masuk dalam prioritas I yang harus segera mendapatkan penanganan supaya gangguan gizinya tidak berlanjut membahayakan. Penanganannya dengan mengonsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, asupan kalsium yang cukup, serta aktivitas olahraga yang tepat. Dengan begitu, tinggi badan anak dapat dioptimalkan, meski tentu tidak akan maksimal sesuai dengan potensi tingginya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
KOMENTAR