Nakita.id - Banyak penyakit yang mengintai ibu hamil, misalnya hepatitis.
Khusus untuk hepatitis, terjadi penularan bisa terjadi secara dua arah, yaitu transmisi horizontal dan vertikal.
Menurut dr. Irsan Hasan, Sp.Pd, KG-EH, ahli spesialis penyakit dalam, penularan secara horizontal contohnya melalui jarum suntik.
Seperti saat donor darah, lalu tidak sengaja darahnya diberikan kepada orang lain.
Namun, dokter Irsan menekankan jika lebih dari 80% kasus Hepatitis B terjadi karena penularan secara vertikal, yaitu dari ibu ke anak.
BACA JUGA: Tak Kenakan Sepatu Sama, Selebriti Ini Ancam Akan Memecat Karyawatinya
"Ibu yang mengidap Hepatitis B, hamil, lalu melahirkan, itu penularan secara vertikal. Di negara yang angka Hepatitis B-nya tinggi seperti Indonesia, boleh dikatakan lebih dari 80% penularan adalah transmisi vertikal, dari ibu ke anak," jelas dokter Irsan dalam forum diskusi 'Peranan Uji Diagnostik dalam Memerangi Hepatitis' dengan Philips Indonesia di Plaza Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (26/7/2018).
Dokter Irsan menambahkan, jika ingin mengurangi angka penyakit Hepatitis B di Indonesia, perlu program pencegahan penyakit tersebut bagi ibu hamil.
"Kalau program pencegahan penularan (Hepatitis B) dari ibu ke anak belum berjalan dengan baik, Hepatitis B tidak akan turun di Indonesia. Itulah mengapa ibu hamil perlu periksa," jelas dokter Irsan.
BACA JUGA: Ibu Ini Tak Suka Anaknya Disamakan dengan Anak Rachel Vennya
Pemeriksaan dini untuk Hepatitis B mudah dilakukan.
Dokter Irsan menjelaskan, "Kalau mau tahu sakit Hepatitis B atau tidak itu gampang, cek HBsAg. Kalau mau cek apakah kebal atau tidak, cek Anti-HBs, satu kali pemeriksaan biayanya sekitar 200 ribu."
Suryo Suwignjo, Presiden Direktur Philips Indonesia tekankan pentingnya kesadaran masyarakat akan bahaya dari penyakit Hepatitis.
"Pada intinya sebenarnya, melalui acara ini, pesan pertama yang ingin ditonjolkan adalah kesadaran untuk melakukan pengecekan Hepatitis. Jadi, memang ini (penyakit Hepatitis) berbahaya sekali," ujarnya.
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR