Kepala Desa Ngombak, Kartini, menyampaikan, tradisi Asrah Batin ini dilaksanakan turun temurun pada Minggu Kliwon untuk mengenang Kedhana dan Kedhini.
"Asrah Batin" sendiri merupakan kata lain dari "Pasrah Batin", dengan kata lain berusaha ikhlas dengan apapun kenyataan yang terjadi.
Pasrah Batin juga pengejawantahan dari rasa syukur kepada Sang Khalik, atas izin Sang Pencipta pernikahan terlarang antara saudara kandung tersebut dapat dicegah.
"Rencananya rombongan Desa Karanglangu hendak mengantar Kedhana melamar Kedhini di Desa Ngombak.
BACA JUGA: Komentar Krisdayanti di Instagram Aurel Tuai Banyak Komentar, Kenapa?
Namun nasib berkata lain, prosesi pernikahan gagal dan diganti menjadi hajatan syukuran karena ternyata Kedhana dan Kedhini adalah saudara kandung yang lama terpisah. Bentuk syukur kepada Tuhan yang telah membuka tabir. Momen sedih dan bahagia bercampur menjadi satu," ungkap Kartini.
Cerita inilah yang menyebabkan pemuda dan pemudi dari kedua desa dilarang untuk saling mencintai, apalagi sampai mengikat janji suci menuju pelaminan.
Kisah tersebut juga dibuktikan dengan keberadaan makam dan petilasan
"Warga Desa Karanglangu dan Ngombak adalah saudara tua dan muda.
Turun temurun, laki-laki dan perempuan dari dua desa itu tidak diperbolehkan untuk saling menikah.
Warga percaya jika melanggar akan ada musibah, dahulu pernah ada yang melanggar dan meninggal dunia. Hingga saat ini belum ada yang berani melanggar. Kami pun menjaga tradisi itu. Wallahu alam," terang Mahfud.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Dua Desa yang Warganya Tak Boleh Saling Mencintai..."
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR