Nakita.id - Kabar duka baru saja datang dari salah satu wilayah di Indonesia.
Sejak Minggu (5/8) malam hingga Senin (6/8) pagi, gempa bumi mengguncang Bali dan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menurut laporan terakhir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB menyatakan bahwa korban meninggal dunia dinyatakan bertambah hingga 82 orang.
Dimana beberapa korban meninggal dunia akibat tertimpa runtuhan bangunan.
BACA JUGA: Menjadi Korban Rasisme, Nana Mirdad Berikan Pandangan Tegas Tentang Andrew White
Dilansir dari Idea, bangunan dari bahan solid seperti bata dan beton memang dapat berbahaya ketika terjadi gempa.
Dibandingkan bahan-bahan tersebut, bambu menjadi salah satu bahan yang aman digunakan untuk menahan gempa.
Sebab seratnya yang liat dan elastis sangat baik dalam menahan beban, baik beban tekan atau tarik, geser, maupun tekuk.
Fakultas Kehutanan IPB mengungkapkan fakta bahwa kuat tekan bambu yang berkualitas sama dengan kayu, bahkan kuat tariknya lebih baik daripada kayu.
Dengan kekuatan seperti ini, jenis bambu tertentu bisa menggantikan baja sebagai tulangan beton.
BACA JUGA: Dari Hati, Begini Curhatan Franda Ketika Kerap 'Dihakimi' Warganet
Eko Prawoto, salah satu arsitek yang mengembangkan konstruksi bambu menyatakan bahwa sebagai pemilih rumah tak perlu ragu untuk memakai material bambu sebagai struktur bangunan.
Proyek bermaterial bambu yang baru selesai dikerjakan Eko Prawoto adalah bangunan Community Learning Center, sebuah pusat studi di Cilacap, Jawa Tengah.
Struktur bangunan ini seluruhnya terbuat dari 3 jenis bambu, yakni bambu petung atau betung, bambu legi, dan bambu tali atau apus.
Ketiga jenis ini digunakan untuk keperluan berbeda.
Untuk kolom utama misalnya, ia menggunakan jenis betung berdiameter 16 cm.
Proyek bambu lain yang ia rancang adalah bangunan juga berkonstruksi bambu di Timor Leste.
BACA JUGA: Ramai Kasus Penipuan Elly Sugigi, Ini 6 Fakta di Balik Penonton Bayaran
Pada konstruksi bambu rancangannya, Eko Prawoto menggunakan baut 12 mm dan ijuk untuk menyambung antarbambu.
Sambungan dengan baut ini terlihat rapi dan bersih sehingga konstruksi bambu terlihat lebih bagus.
Untuk memasang bautnya, bambu dibor terlebih dahulu kemudian baut dimasukkan ke bambu dan diberi mur.
“Pasang murnya jangan terlalu keras supaya bambu tidak pecah," ujar Eko memberikan tips.
Berbeda dengan kayu, adanya rongga pada bambu membuatnya harus diperlakukan khusus agar tidak mudah pecah.
BACA JUGA: Alami Payudara Bengkak, Andien Ungkap Sempat Tak Ingin Menyusui Kawa
Sambungan dengan baut menciptakan konstruksi yang tidak kaku sehingga tahan terhadap gempa karena konstruksi akan bergerak mengikuti arah getar gempa.
Ini masih ditambah lagi dengan bobotnya yang ringan sehingga berat keseluruhan struktur tidaklah besar.
Ini merupakan kelebihan lain dari konstruksi bambu.
Karena ringan, konstruksi bambu cukup menggunakan pondasi setempat atau umpak tanpa sloof dari batu bata atau beton.
BACA JUGA: Liburan ke Bali, Jhon Legend dan Chrissy Teigen Heboh Nikmati Makanan 20 ribuan Ini
Untuk menghindari pelapukan, bagian bawah struktur bambu tidak boleh bersentuhan langsung dengan tanah.
Oleh karena itu, bagian bawah struktur bambu perlu diberi landasan, seperti beton.
Bila ingin menggunakan lantai dari bambu, maka permukaan lantainya harus ditinggikan minimal 40-50 cm dari tanah.
Oleh sebab itu biasanya bangunan seperti ini berupa konstruksi panggung.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | idea.grid.id |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR