Suara mama dapat mengaktifkan otak bayi yang mengatur fungsi belajar bahasa. Otak bayi merespon kuat suara mama. Demikian hasil riset yang dilakukan Universitas Montreal dan Universitas Sainte-Justine Research Centre Hospital. Peneliti Dr. Maryse Lassonde mengatakan, tim melakukan rekaman elektrik terhadap bayi saat tidur pada 24 jam setelah lahir. Lalu, mama sang bayi diminta menyebut vokal pendek ‘A’. Pemindai menunjukkan reaksi di belahan kiri otak, yang notabene sebagai motor pengolahan bahasa dan sirkuit keterampilan. Ini bukti bahwa motherese atau suara mama kala berkomunikasi dengan bayi dengan kata yang sederhana merupakan inisiator utama perkembangan bahasa bayi.
Sejalan dengan itu babbling atau ocehan bayi merupakan dasar bagi perkembangan bahasanya kelak dan indikator bagi perkembangan kecerdasan emosi dan sosial bayi. Karena itu hindari untuk memotong ocehannya. Umumnya, usia 4 bulan, bayi sudah mengoceh. Usia 7 bulan atau lebih, babbling makin berkembang, membentuk suara vocal dan konsonan. Carol Stoel-Gammon, ahli ilmu bicara dari Universitas Washington mengatakan, “Bayi mampu memahami dan membedakan semua hal yang didengarnya sebelum mereka mampu mengucapkan suara tersebut.” Maka bayi perlu mendapat stimulasi untuk menambah kemampuannya berbicara, dengan cara mendengarkan bahasa dari orang-orang di sekitarnya.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
KOMENTAR