Soedjatmiko menekankan, bahwa sebaiknya masyarakat mengikuti informasi dari pemerintah, IDI, IDAI, juga dari media yang terpercaya dan bertanggung jawab.
BACA JUGA: Datangi Pesta Pernikahan Bareng Suami, Badan Syahnaz Jadi Sorotan!
"Informasi menyesatkan di media sosial tentang vaksin jangan ditanggapi apalagi dibagikan.
Semakin ditanggapi, semakin senang dan besar. Yang dirugikan adalah masyarakat sendiri," jelasnya.
Saat ditanya mengenai tindakan tegas apa yang akan dilakukan Satgas Imunisasi terkait penyebaran informasi vaksin palsu, vaksin haram, dan sebagainya, Soedjatmiko mengatakan, "Tidak. Itu tugas polisi atau Menkominfo (menindak tegas pelaku penyebar dan pembuat berita)."
Penyebaran informasi ini merugikan masyarakat, karena banyak yang terpengaruh dan orangtua pun tak mau anaknya divaksinasi atau tidak lengkap imunisasinya.
BACA JUGA: Hati-hati! Kebiasaan Ini Picu Moms Cepat Pikun, No. 5 Banyak Dilakukan
"Orangtua kalangan sosioekonomi bawah yang terpengaruh isu jahat sehingga tidak mau divaksinasi atau tidak lengkap imunisasinya mengakibatkan 1200 lebih anak dirawat di RS dan 44 anak meninggal karena difteri, karena dijerumuskan oleh penyebar isu jahat tersebut,"
"Semakin banyak anak tidak diimunisasi akan terjadi wabah lagi, sehingga akan banyak anak Indonesia meninggal karena orangtuanya terpengaruh isu tersebut," pungkasnya.
Source | : | |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR