Nakita.id - Moms, masih ingat dengan Abul Bajandar?
Abul Bajandar ialah tukang becak asal Bangladesh yang memiliki kondisi langka.
Dimana ia memiliki kelainan epidermodysplasia verruciformis yang membuat pertumbuhan kulit ditangannya mirip batang pohon.
Dengan kondisi itulah ia sempat dijuluki manusia pohon.
BACA JUGA: Resmi Pacaran Dengan Jessica, Ini Sapaan Manis El Untuk Richard Kyle
Di tahun 2017, Bajandar sempat dianggap pulih sepenuhnya dari kondisi langka yang ia alami selama satu dekade.
Namun tangan Bajandar kembali mulai tertutupi dengan pertumbuhan kulitnya yang langka.
Bajandar mengatakan dia takut dia tidak akan pernah sembuh.
BACA JUGA: 11 Tahun Berlalu, Dul Ungkap Perasaan Tentang Perceraian Maia dan Ahmad Dhani
"Saya takut untuk melakukan operasi lagi," kata pria berusia 27 tahun itu kepada AFP di rumah sakit Dhaka di mana dia pertama kali datang untuk perawatan pada Januari 2016.
Tergugah oleh kondisinya, para dokter di Rumah Sakit Universitas Kedokteran Dhaka merawatnya secara gratis dengan operasi menghilangkan lebih dari 5 kg pertumbuhan "kayu" dari tangan dan kakinya.
Bajandar telah ada di sana sejak Januari bersama istri dan keluarganya, kemudian tinggal bersama di sebuah ruangan kecil di rumah sakit.
"Kami pikir kami telah menemukan obat yang tepat. Tapi sekarang tampaknya akan memakan waktu," kata ahli bedah Sen kepada AFP.
BACA JUGA: Selalu Terlihat Cuek, Sikap Romantis Istri Ringgo Agus Rahman Ini Malah Bikin Warganet Curiga!
Bajandar menjalani serangkaian operasi lagi untuk menghilangkan beberapa pertumbuhan dari tangannya.
Mendapatkan pengobatan gratis membuat Bajandar dan sang istri merasa bersyukur.
BACA JUGA: Bisa Berbahaya, Jangan Abaikan 10 Gejala Sederhana Ini Ketika Terjadi Pada Anak
"Kami bersyukur untuk perawatan gratis, kami tidak bisa membayar untuk itu," kata Halima Khatun, istri Bajandar yang menghabiskan waktu di bangsal membuat perhiasan untuk sedikit uang tunai.
Shopee Bersama Tasya Kamila dan Bittersweet by Najla Ceritakan Dampak Positif Inovasi dalam Berdayakan Ekosistem
Source | : | asiaone,Intisari.grid.id |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR