Nakita.id - Kondisi stunting atau tubuh pendek pada anak menjadi salah satu masalah penting bagi pemerintah Indonesia.
Kondisi anak stunting dapat terjadi di beberapa kelompok masyarakat sosial ekonomi di Indonesia.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 tercatat sebanyak 37,2% anak Indonesia mengalami stunting.
Selain itu, menurut dr. Kirana Pritasari, MQIH, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjelaskan terdapat 10,2% bayi di Indonesia lahir dengan berat badan rendah.
BACA JUGA: Dul Jaelani Merasa Dirugikan Akibat Kabar Hoax Al Ghazali Overdosis
Menurut Bambang Widianto, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan, Sekretariat Wakil Presiden RI, seluruh elemen masyarakat wajib berperan dalam menangani kondisi anak stunting.
"Stunting ini fenomena yang harus diatasi oleh multi sektor. Bukan hanya Kemenkes yang bertanggung jawab, tapi seluruh sektor harus bisa membantu menangani stunting," ujar Bambang pada Selasa (14/8/2018).
Umumnya kondisi anak stunting disebabkan oleh kurangnya asupan gizi kronik di 1000 hari pertama Si Kecil.
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
Penulis | : | Finna Prima Handayani |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR