“Saya ucapkan terima kasih, ini kehormatan yang sangat luar biasa.
Semoga saya terus diberi kesempatan, diberi kekuatan untuk bisa terus membantu dengan penerbangan atau apapun kerja yang bisa saya sumbangkan untuk membantu masyarakat di wilayah Kalimantan Timur,” ujar Menteri Susi.
Ia kemudian sedikit bercerita bahwa Susi Air awalnya hanya untuk membantu mengisi kekosongan penerbangan di Samarinda dan Nunukan saat terjadi kerusuhan di bandara.
Setelah bekerja sama dengan Pemda setempat, Susi Air mulai merintis penerbangan di wilayah Kaltim bahkan hingga wilayah pedalaman dan perbatasan yang sulit dijangkau.
“Waktu kerusuhan di Tarakan, pilot saya memang sudah tidak ada lagi penerbangan, tapi tetap terbang khusus untuk menerbangkan nasi bungkus dari Nunukan dan Malinau untuk menyuplai saudara-saudara kita yang ada di airport Tarakan,” kenangnya.
BACA JUGA: Titiek Puspa Cegah Kembalinya Kanker dengan Tidak Konsumsi Anggur, Kenapa?
Selain itu, Kabupaten Berau di Kaltim tepatnya Pantai Maratua juga menjadi lokasi pertama Menteri Susi mengumpulkan sekitar 690 nelayan Suku Bajo yang bukan asli Indonesia melainkan berasal dari Malaysia.
Mereka telah menguasai beberapa pulau di Kabupaten Berau dengan sekitar 185 kapal kecil milik mereka.
“Dengan kerja sama beberapa instansi kita dorong mereka kembali ke Malaysia karena dorongan masyarakat Berau.
Masyarakat mengeluh tidak bisa menangkap ikan lagi karena orang-orang ini yang menangkap ikan di sekitar pulau. Mereka menangkap penyu, lumba-lumba, hiu, dan sebagainya,” cerita Menteri Susi.
Berbagai pengalaman di Kaltim ini menurut Menteri Susi telah membuatnya memiliki kedekatan tersendiri dengan provinsi ini.
BACA JUGA: Bisa Berbahaya, Jangan Abaikan 10 Gejala Sederhana Ini Ketika Terjadi Pada Anak
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
Source | : | Kementerian Kelautan dan Perikanan |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR