BMKG
Gempa bumi mengguncang Gunungkidul, Yogyakarta
Nakita.id - Masyarakat masih menyimpan duka mendalam bagi bencana gempa bumi yang meluluhlantahkan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (5/8/2018).
Bahkan kabarnya, gempa susulan masih terus berdatangan di Nusa Tenggara Barat, khususnya Lombok.
BACA JUGA: Ada Kabar Pulau Jawa Akan Diguncang Gempa Hebat, Ini Penjelasan BMKG
Saat gempa bermagnitudo 7,0 SR tersebut terjadi, gempa juga terasa hingga Nusa Tenggara Timur, Bali dan bagian timur Pulau Jawa.
Dan Rabu (29/8/2018) dini hari, sekiranya pukul 01.36 WIB, gempa bumi menggoncang wilayah Gunungkidul, Yogyakarta dan sekitarnya.
Gempa tektonik bermagnitudo 5,8 SR juga terasa hingga Solo, Wonogiri, Yogyakarta, Karanganyar, bahkan Trenggalek Jawa Timur.
Gempa bumi yang mengguncang Gunung Kidul dini hari tadi tidak berpotensi tsunami.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika melaporkan, pusat gempa berada pada koordinat 8.93 LS dan 110,22 BT.
BACA JUGA: Wow! Selalu Bikin Penonton Kaum Hawa Histeris, Tengok Potret Masa Kecil Jonatan Christie!
Sedangkan lokasi episenter berada di laut dengan jarak 114 km arah selatan Kota Wonosari Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta pada kedalaman 62 km.
BMKG menyebutkan bahwa gempa bumi berkedalaman dangkal yang diakibatkan aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah lempeng Eurasia.
*GEMPABUMI TEKTONIK M5,8 MENGGUNCANG KABUPATEN GUNUNG KIDUL, TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI* Hari Rabu, 29 Agustus 2018, pukul 01.36.36 WIB, wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa diguncang gempabumi tektonik. Hasil analisis update BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki kekuatan M=5,2. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,93 LS dan 110,22 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 114 km arah selatan Kota Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada kedalaman 62 km. Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempabumi berkedalaman dangkal ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault). Dampak gempabumi berdasarkan Shakemap BMKG dan laporan masyrakat menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di daerah Bantul II SIG-BMKG (III MMI), Jogjakarta, Karanganyar, Karang Kates II SIG-BMKG (II-III MMI), Purworejo, Trenggalek, Wonogiri I SIG-BMKG (II MMI), Sawahan, Banjarnegara dan Magelang I SIG-BMKG (I-II MMI) Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami Hingga pukul 02:00 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.*** Jakarta, 29 Agustus 2018 Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG RAHMAT TRIYONO, S.T., Dipl. Seis, M.Sc.
A post shared by BMKG (@infobmkg) on Aug 28, 2018 at 1:00pm PDT
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Cara Mengatasi Cegukan pada Bayi Saat Menyusui yang Aman untuk Kesehatan
KOMENTAR