Nakita.id - Seiring perkembangan zaman, industri fashion kian mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Banyak hal yang akan dilakukan wanita demi tampil cantik, mulai dari cara alami hingga tindakan tertentu.
Seperti deretan tren berikut ini, yang sempat populer di zaman dulu bahkan ada yang masih populer hingga sekarang.
Apa saja? Berikut ini daftarnya.
Baca Juga : Tren Kecantikan yang Justru Bahayakan Kulit, No. 2 Banyak Dilakukan!
Mengikat kaki di Tiongkok (960 - 1912)
Mengikat kaki menjadi tren kecantikan yang lazim dilakukan wanita Cina pada era Dinasti Song (960 - 1279) sampai 1912.
Selama waktu itu, wanita akan menekuk tulang-tulang di kaki mereka agar sesuai dengan sepatu lotus tradisional yang panjangnya sekitar 4 inci (10 cm).
Kebiasaan ini bahkan telah dimulai sejak seorang perempuan berusia 4 dan 9 tahun.
Caranya cukup ekstrim, wanita kala itu akan membungkus kaki mereka dengan perban setiap hari selama sekitar 2 tahun untuk mendapatkan bentuk kaki yang diinginkan.
Cincin leher untuk wanita Kayan di Myanmar
Sejak abad 11, wanita suku Kayan di Myanmar memiliki metode unik agar tampil menarik.
Wanita di sana mulai mengenakan gulungan kuningan di leher mereka mulai dari usia 5 tahun hingga usia tua.
Uniknya, mereka akan terus menambahkan lebih banyak cincin setiap tahunnya dan tradisi ini bahkan masih berlangsung hingga kini.
Total cincin yang harus dikenakan di leher seberat 11,5 kg.
Tradisi ini karena keunikannya, membuat banyak turis berdatangan ke Myanmar karena penasaran dengan tadisi satu ini.
Baca Juga : Niat Selfie dengan Seekor Gajah, Turis ini Kaget karena Mendapatkan Kejutan ini!
Ohaguro di Jepang (250 AD - 1870)
Memiliki gigi putih akan menambah kepercayaan diri wanita, beragam cara dilakukan perempuan agar giginya terlihat putih cemerlang.
Namun, tampaknya hal itu tak berlaku untuk wanita Jepang di masa lalu.
Warna hitam selalu dianggap indah di Jepang, yang menjadi alasan mengapa perempuan menggunakannya untuk mewarnai gigi mereka.
Pada masa itu, perempuan wajib mewarnai gigi mereka tepat setelah pernikahan dilangsungkan.
Tambalan besi dimasukkan ke dalam secangkir teh sampai besi teroksidasi, dan teh akan berubah menjadi hitam.
Kemudian, beberapa bumbu ditambahkan untuk menutupi bau yang kuat dan wanita akan sering minum ini untuk menjaga gigi mereka tetap hitam.
Baca Juga : Selain Untuk Bumbu Dapur, Belimbing Wuluh Punya Beragam Manfaat Lain
Dikatakan bahwa praktik ini sebenarnya bermanfaat untuk kesehatan gigi mereka.
Kebiasaan ini berlangsung selama ribuan tahun sampai memudar pada akhir abad ke-19.
Korset laki-laki (abad ke-18 & ke-19)
Sementara wanita telah mengenakan korset sejak 1500-an, pria ternyata mulai ikut menggunakannya sekitar abad ke-18.
Korset ini diyakini akan membuat pinggang kaum adam kecil seperti wanita.
Ekstensi bulu mata menggunakan jarum (1899)
Sebuah artikel yang diterbitkan pada 1899 menunjukkan, wanita akan menambahkan bulu mata agar mata mereka terlihat lebih menawan.
Kini, metode tersebut sangat dimudahkan dengan beragam teknologi yang ada di pasaran.
Namun, wanita di era dahulu harus mendapatkannya dengan cara yang terbilang ekstrim.
Metode menambahkan bulu mata dilakukan dengan cara dijahit.
Baca Juga : Terlihat Awet Muda Bak Remaja, Ternyata Yuni Shara Rutin Konsumsi Minuman Ini!
Prosesnya, jarum diikat dengan rambut panjang yang diambil dari kepala seseorang dan kemudian dijahit ke ujung kelopak mata antara epidermis dan batas bawah tulang rawan tragus.
Sebelum prosedur, spesialis akan membersihkan bagian bawah kelopak mata secara menyeluruh dan menggosoknya dengan larutan yang mengandung kokain.
Diet cacing pita (awal 1900-an)
Kini, telah banyak ragam diet yang menawarkan hasil yang menjanjikan.
Nyatanya, pada awal 1900-an ada jenis diet yang terdengar menjijikkan yang populer di kalangan wanita yaitu diet cacing pita.
Kala itu, wanita akan menelan satu buah pil berisi sebutir telur cacing pita.
Telur ini selanjutnya akan menetas, tumbuh di dalam usus, dan menelan sebagian besar makanan yang dimakan orang ini.
Praktik ini diklaim membantu wanita menurunkan berat badan tanpa mengurangi kalori mereka.
Kendati demikian, diet ini tentu sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan penyumbatan usus dan pembentukan kista di hati, mata, otak, dan sumsum tulang belakang.
Source | : | Bright Side |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR