Nakita.id - Umumnya, bonding menggunakan bahasa tubuh atau non-verbal, ada sensasi, serta perasaan.
Kontak fisik atau sentuhan antara ibu dan bayi menimbulkan kehangatan, kasih sayang, rasa bahagia, rasa aman, rasa mencintai di antara ibu dan anak.
Coba deh ingat-ingat lagi saat kecil dulu, bagaimana nikmatnya sebuah pelukan.
Di saat kita takut atau sedih, pelukan seolah menjadi obat yang dapat menyembuhkannya.
Karena itu, bonding sangat bermanfaat bagi bayi juga ibu.
Jadi, apabila ibu memberikan rasa hangat dan nyaman secara konsisten dan kontinu kepada bayi, maka bayi akan merasa aman, dicintai, dan terlindungi, serta akan mengembangkan perasaan bahwa orang-orang di dunia sosialnya dapat dipercaya dan saling menyayangi.
Sebaliknya, jika ibu tak dapat memberikan bonding, bayi akan mengembangkan rasa tidak percaya dan akan selalu curiga kepada orang lain. Jelaslah, bonding sangat memengaruhi perkembangan kepribadian bayi kelak.
Ini sesuai dengan tahap perkembangan kepribadian yang diutarakan Erik Erikson.
Pada masa bayi (infancy) yang berlangsung di usia 0—1,5 tahun dan dikenal dengan masa oral, tugas yang harus dijalani adalah menumbuhkan dan mengembangkan kepercayaan tanpa harus menekankan kemampuan untuk hadirnya suatu ketidakpercayaan (trust vs mistrust).
Nah, bonding dapat menumbuhkan kepercayaan pada bayi.
Untuk dapat melakukan bonding, ibu hanya perlu memiliki perasaan bahagia, nyaman, dan ketulusan hati saat mengasuh si kecil.
Perasaan-perasaan seperti itu sebenarnya sudah dimiliki ibu secara alami.
KOMENTAR