Nakita.id - Awal kelahiran bayi ditandai dengan suara tangisan.
Setelah itu selama 40 hari pertama sejak kelahirannya, ibu-ayah akan terus-menerus mendengar suara tangisnya.
Mengapa? Karena di usia ini tangisan merupakan bentuk komunikasi bayi dengan orang-orang di sekitarnya.
Melalui lengkingan/rengekan/rintihannya, ia berusaha “mengatakan” apa yang diinginkannya.
Yuk, kenali arti tangisan bayi
1. POPOKNYA BASAH
Umumnya yang pertama kali dilihat saat bayi menangis adalah apakah popoknya basah. Kalau ternyata tidak, baru dicari penyebab lainnya.
Orangtua bisa melihat sekilas atau menyentuhnya untuk memastikan.
Ciri-ciri:
Tangisannya berirama teratur, berlangsung terus-menerus, makin lama suaranya makin keras.
Ini terjadi karena bayi merasa risih/tidak nyaman dengan popoknya yang basah.
Penanganan:
Lepaskan popok/baju basahnya, setelah itu biasanya tangisnya akan mereda.
Bersihkan bekas BAK/BAB-nya dengan kapas bulat yang dibasahi. Setelah bersih, aliri dengan air, lalu bersihkan area sekitarnya, dan keringkan.
Ganti popoknya dengan yang bersih. Pastikan, apakah baju dan alas tidurnya juga basah? Kalau iya, ganti semua, karena bayi merasa tidak nyaman tidur di atas kain yang basah.
Catatan:
Sekalipun bayi tidak menangis, orangtua harus mengecek secara berkala apakah popok bayinya basah dan segera menggantinya.
Begitu pun kalau memakai pospak, pastikan sebelum penuh sudah diganti, jangan tunggu sampai bayi menangis.
2. LAPAR
Di usia ini bayi masih mendapat ASI eksklusif, karenanya saat bayi menangis, orangtua harus ingat kapan terakhir ia memberikan ASI.
Kalau sudah 1—2 jam sebelumnya, besar kemungkinan bayi sudah lapar lagi.
Ciri-ciri:
Tangisan lapar hampir sama dengan saat popoknya basah, yakni iramanya teratur, berlangsung terus-menerus, makin lama suaranya makin keras.
Ciri lain yang bisa dilihat sebelum bayi menangis karena lapar adalah mulutnya membuka-buka, seakan-akan mencari puting susu ibu.
Penanganan:
Segera angkat bayi dan berikan ASI.
Bayi yang menangis karena lapar umumnya langsung diam saat mendapat ASI.
Ia akan meminum dengan rakus.
Mengenai cara memberikan ASI, lihat h. 13 tentang menyusui.
3. SAKIT
Boleh jadi bayi menangis karena sakit.
Ciri-ciri:
Tangisan karena sakit sedikit berbeda dari tangisan di atas.
Bayi yang sakit umumnya akan menangis dengan suara keras/melengking, berhenti sebentar, lalu menangis lagi.
Ada juga yang tangisannya serupa rintihan.
Intinya, orangtua harus jeli bila tangis bayi terdengar tidak seperti biasanya.
Penanganan:
Coba pegang tubuhnya apakah terasa hangat, ada luka atau sesuatu yang tidak biasa.
Untuk meredakan tangisnya, gendong dan berikan pelukan hangat.
Bila si kecil tetap rewel, segera bawa ke dokter untuk memastikan dan mendapat penanganan yang tepat.
4. LELAH
Sekalipun belum banyak beraktivitas, bukan tak mungkin bayi merasa kelelahan.
Ini bisa terjadi saat ada perayaan/upacara tertentu untuk menyambut kelahirannya atau saat keluarga berkumpul, sehingga banyak yang menimang/mengajaknya bercanda atau bahkan sekadar suasana yang tidak seperti biasanya, semisal banyak orang di rumah sehingga suasana gaduh/bising.
Ciri-ciri:
Tangis kelelahan serupa dengan rewel, ada gangguan sedikit saja ia langsung merengek.
Penanganan:
Ganti pakaiannya dengan pakaian bersih/kering, masuk ke kamar yang suasananya tenang/tidak bising, atur suhu kamar supaya tidak terlalu panas/dingin, berikan usapan lembut di punggung, nina bobokkan dan biarkan ia tidur lelap. Setelah terbangun biasanya rasa lelahnya pun hilang.
5. KOLIK
Kolik adalah kondisi bayi merasa kesakitan. Satu dari 5 bayi mengalami kolik.
Ciri-ciri:
Tangisannya serupa dengan tangis sakit, ditambah mukanya kemerahan, perutnya tegang, menarik-narik kaki, dan mengepalkan tangan.
Penanganan:
Coba gendong dan ayun-ayun dengan lembut, usap tubuhnya perlahan terutama bagian perut atau punggung seperti hendak menyendawakan, senandungkan lagu-lagu berirama lembut supaya ia tenang. Kalau belum teratasi juga, bawa ke dokter.
6. KEDINGINAN/KEPANASAN
Bayi yang kepanasan/kedinginan umumnya juga bereaksi dengan menangis.
Ciri-ciri:
Tangisannya serupa rintihan. Pastikan, apakah suhu ruangan memang tidak sesuai.
Bayi yang kepanasan bisa dilihat dari pakaiannya yang basah karena keringat.
Penanganan:
Bila bayi kepanasan, ganti pakaiannya yang basah, ajak duduk-duduk di halaman untuk merasakan kesejukan udara.
Kalau di rumah ada pendingin rungan, atur suhunya supaya bayi merasa nyaman dan tidak kepanasan.
Bila bayi kedinginan, gendong dengan kain lebar sehingga ia merasakan kehangatan. Bagi bayi, kehangatan sangat penting karena selama 9 bulan dalam kandungan ia selalu merasakan kehangatan.
7. KAGET
Suara yang terlalu keras akan mengagetkan bayi dan menyebabkannya menangis.
Tak hanya itu, orang dewasa yang terlalu bersemangat mengajaknya bermain, pelukan/gendongan/dekapan yang terlalu kuat juga bisa membuatnya kaget hingga menangis.
Ciri-ciri:
Suara tangisan karena kaget umumnya langsung melengking keras layaknya orang kaget.
Penanganan:
Gendong, berikan pelukan hangat dan tenangkan bayi dengan mengusap-usap punggungnya.
Setelah merasa tenang dan kekagetannya hilang, umumnya bayi akan berhenti menangis.
KOMENTAR