Nakita.id - Moms, bila mendengar kata 'kekerasan' atau 'siksaan', umumnya kita akan berpikir mengenai pukulan atau bentuk fisik lainnya.
Tapi kekerasan tidak hanya terjadi secara fisik, melainkan psikis juga.
Dalam sebuah hubungan, kekerasan psikis yang disampaikan secara verbal atau bahasa tubuh ini sering tidak disadari padahal dampaknya sama-sama merusak.
Ada berbagai bentuk kekerasan verbal mulai dari teriakan kata-kata kasar sampai komentar lembut, atau gerakan tubuh yang merendahkan.
Baca Juga : Jangan Diabaikan, Inilah 6 Penyebab Miss V Mengeluarkan Darah Usai Berhubungan Intim!
Semua bentuk itu memiliki satu kesamaan yaitu hasrat mengontrol, ingin lebih unggul, menghindari tanggung jawab, serta mengingkari kesalahan.
Meski kekerasan verbal tidak meninggalkan tanda di tubuh, tetapi jelas merusak dan menyakitkan.
Citra diri (self esteem) akan jatuh. Dalam rumah tangga, anak-anak juga akan melihat salah satu orangtuanya disakiti secara mental.
Ini bisa membuatnya keliru mempelajari bagaimana sebuah hubungan harus dibangun.
Baca Juga : Karakteristik Pecinta Pedas Menurut Penelitian, Moms Termasuk?
Kekerasan verbal memang tak meninggalkan bekas luka di badan.
Namun, itu dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jiwa dan harga diri.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Source | : | Step to Health |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR