Nakita.id - Akhir-akhir ini, program bayi tabung mulai dilirik para wanita untuk mendapatkan keturunan.
Dilansir dari boldsky.com, program bayi tabung dimulai dengan merangsang folikel yang ada di dalam indung telur dengan obat superovulasi.
Selanjutnya, sel telur diangkat dari indung telur sebelum masa ovulasi, lalu digabungkan dengan sperma.
Baca Juga : Animo Program Bayi Tabung di Bali Meningkat, Boleh Pesan Jenis Kelamin dan Bayi Bisa Kembar?
Semua ini diolah di laboratorium, hingga kemudian menghasilkan embrio.
Embrio yang terbentuk kemudian akan ditanamkan di dalam rahim hingga nantinya jadilah seorang anak.
Sejumlah selebritis Indonesia pun telah terbukti berhasil memiliki keturunan melalui program satu ini.
Sebut saja selebritis Tya Ariestya dan Caca Tengker.
Baca Juga : Hati-hati, Susah Makan Bisa Jadi Gejala Gagal Jantung Bawaan Pada Anak
Perlu diketahui bahwa menjalani program bayi tabung tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
Sebab usia calon ibu berpengaruh besar terhadap kesuburannya.
Demikian juga halnya pada keberhasilan program bayi tabung.
Ketika wanita berusia 36 tahun, peluangnya untuk hamil secara alami akan turun setengah dari 20 tahun sebelumnya.
Di usia 41, peluangnya terus turun sampai tinggal 4%.
Menurut dr.Arie A.Polim, Sp.OG(K), faktor usia memang sangat krusial dalam program kesuburan.
"Untuk program bayi tabung, peluang keberhasilan dinilai dari usia ibu. Kalau datang di usia kurang dari 35 tahun, peluangnya besar, sampai 45 persen keberhasilannya," ujar dokter dari klinik Morula IVF Jakarta ini dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Begini Cara Mengatakan Bodoh, Malas, dan Nakal yang Benar Pada Anak
Ia mengatakan, kualitas sel telur akan terus menurun sejalan dengan bertambahnya usia.
Kualitas sel telur yang turun itu memperkecil kemungkinan terjadinya kehamilan.
Dr. Ivan Sini, Sp.OG menambahkan jika pasutri mengikuti program bayi tabung di usia masih muda maka obat hormon yang diperlukan tidak terlalu banyak.
"Kalau sudah di atas 38 tahun, sel telurnya sedikit, tentu cost untuk merangsang sel telur jadi banyak. Yang mahal adalah obat hormonalnya," ujarnya.
Baca Juga : Penelitian Terbaru Temukan ASI dan ASIP Memiliki Perbedaan Risiko Diabetes Pada Bayi
Untuk itu, dr. Ivan berpendapat jika pasutri yang sudah menikah selama setahun dan rutin melakukan hubungan seksual tetapi tidak berhasil hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesuburan.
"Banyak pasangan yang bertahun-tahun berobat ke sana ke mari menghabiskan banyak biaya.
Tapi, sesungguhnya biaya terbesar adalah waktu karena ini sangat krusial bagi wanita," katanya.
Baca Juga : Cegah Risiko Kanker dan Jantung Bawaan Pada Bayi Dengan Makanan Ini
6 Tips Membujuk Anak Agar Nyaman Menjalani Pemeriksaan dan Perawatan Saat Sakit
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR