Nakita.id - Plasenta menjadi organ yang penting sebagai jalan pemberian nutrisi dan oksigen dari ibu pada janin.
Lalu apa yang terjadi bila plasenta ini terlepas atau terpisah? Tentu kondisi ini amat membahayakan.
Plasenta lepas atau dalam istilah medis dikenal Placental Abruption ialah suatu kondisi saat sebagian atau seluruh plasenta terpisah dari dinding bagian dalam rahim sebelum melahirkan.
(Baca juganya yang ciri plasenta terlepas)
Kondisi ini dapat menurunkan atau memblokir pasokan oksigen dan nutrisi bayi, lalu menyebabkan perdarahan berat pada ibu.
Tentu komplikasi kehamilan ini sangat berbahaya sehingga harus selalu diwaspadai oleh setiap ibu hamil.
Meskipun penyebab abrupsi plasenta ini sering tidak diketahui, namun ada beberapa faktor risiko pada si ibu yang bisa menyebabkan kondisi ini bisa terjadi.
Para ahli menduga beberapa kemungkinan penyebab termasuk trauma atau cedera pada perut seperti dari kecelakaan mobil atau jatuh, atau kehilangan cairan ketuban.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko abrupsi plasenta antara lain :
Baca Juga : Moms, Ajak Si Kecil Tunjukkan Bakat dan Potensinya Lewat Ajang Ini
- Riwayat pada kehamilan sebelumnya, kecuali jika abrupsi disebabkan oleh trauma abdomen, dengan asumsi trauma tidak berulang pada kehamilan saat ini.
- Tekanan darah tinggi kronis (hipertensi)
- Tekanan darah tinggi selama kehamilan, mengakibatkan preeklamsia atau eklamsia
- Jatuh atau jenis pukulan lainnya ke perut
- Kebiasaan merokok
- Penggunaan kokain selama kehamilan
- Ketuban pecah dini, yang menyebabkan cairan ketuban bocor sebelum akhir kehamilan
- Infeksi di dalam rahim selama kehamilan (korioamnionitis)
Baca Juga : Selain Cegah Anak Sakit, dr Reisa Ungkap Manfaat Lain Vaksinasi
- Kehamilan anak kembar
- Hamil di usia lebih tua, terutama setelah usia 40 tahun
Kondisi ini tidak bisa didiamkan begitu saja karena bisa mengancam jiwa janin maupun ibu.
Oleh karena itu sebaiknya setiap ibu wajib mewaspadai dan melakukan upaya pencegahan dengan rutin memeriksakan diri pada dokter serta menjaga pola hidup yang sehat selama masa kehamilan. (*)
Source | : | Mayo Clinic |
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR