Guncangan keras saat gempa Donggala kemarin mungkin telah menyebabkan longsor bawah laut yang mampu menciptakan gelombang tinggi.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Dokter Reisa Bagikan Tips Memuji Anak Tanpa Membuatnya Merasa Terbebani
Kejadian tsunami besar seperti itu tidak biasa, namun pernah terjadi pada gempa dengan kekuatan 9,64 SR di Alaska pada tahun 1964.
Patton melanjutkan bahwa penyebab tsunami besar di Palu terjadi karena beberapa faktor dan studi tentang dasar laut akan sangat penting untuk memahami peristiwa seperti gempa dan tsunami Sulawesi Tengah.
"Kami tidak akan tahu apa yang menyebabkannya terjadi, sampai itu (penelitian tentang dasar laut) selesai," jelas Patton.
Baca Juga : Ruben Onsu Menjadi Target Energi Jahat, Begini Kata Ki Kusumo
Kemungkinan adanya lonsor di bawah laut ternyata juga menjadi perkiraan para ahli tsunami di Indonesia.
Beberapa ahli tsunami di Indonesia seperti ahli tsunami Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang dikutip oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan penjelasan perkiraan terjadinya tsunami di Palu.
Diperkirakan penyebabnya adalah longsoran sedimen dasar laut di kedalaman 200-300 meter di bawah permukaan laut.
Baca Juga : Diana Nasution Meninggal Karena Sakit Lambung, Jangan Makan Roti Gandum!
Sedimen-sedimen itu berasal dari sungai-sungai kemudian bermuara di Teluk Palu dan belum terbentuk kuat sehingga saat gempa terjadi mengakibatkan lonsor di dasar laut dan menimbulkan tsunami di Sulawesi Tengah.
Cukup menakutkan ya Moms, ternyata longsoran di bawah laut juga bisa menimbulkan bencana seperti terjangan tsunami di Palu dan sekitarnya. (*)
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | kompas,Newyork Times |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR