Ia tidak ingin keluar dari pondok tanpa mengenakan cadarnya tersebut.
Hal ini pun diungkapkan oleh kakak sepupu Deby, Desy Mardianti Muchtar dalam unggahan snapgramnya, Sabtu (29/9/2018).
"Deby salihah yang sedang menghafalkan Qur'an di pondok, ketika dihantam reruntuhan gempa, sedang berwudhu untuk sholat Magrib. Terkubur reruntuhan gedung pondok bersama 8 temannya. Hari ini mayatnya telah diangkat," tulis Desy.
Mengetahui keadaan sebelum sang sepupu meninggal, membuat Desy memanjatkan doa untuknya.
"Jannah menantimu shalihah. Kami cantik dengan cadarmu sepupuku. Semoga kamu menjadi bidadari syurga seperti yang kau cita-citakan. Aamin Ya Rabbana," sambungnya.
Dari mendiang sepupunya itu, Desy mendapat sebuah pelajaran berharga.
"Dari akhwat berumur 19 tahun itu, saya benar-benar mendapat pelajaran. Bahwa wanita harus tetap menutup auratnya," tulisnya.
Kemudian ia menceritaka kronologis kematian Deby Fatimah.
"Pengakuan dari teman-temannya yang selamat, seharusnya ia masih bisa melarikan diri. Namun meski sudah ditarik temannya untuk lari keluar, dia masih mencari cadarnya. Sebab ketika wudhu dia melepaskan jilbabnya. Lantas akhirnya ia tidka sempat menyelamatkan diri," tutupnya dalam keterangan di snapgram.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Instagram,bangka pos |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR