Pemuda yang beranama Gebi Pratama ini bersama teman-teman lainnya sedang memancing di Sungai Rimba Beras.
Saat itu keadaan air sedang pasang sehingga air juga masuk ke dalam kolong yang sedang dijadikan tempat memancing Gebi dan teman-temannya.
Tidak lama, ternyata ada sekor buaya yang menerkam Gebi dari arah belakang sehingga sekejab gebi langsung menghilang dari sisi teman-temannya.
Baca Juga : Lubang Besar di Pantai Queensland Menghilangkan Daratan di Sekitarnya , Ada Apa?
Melihat hal tersebut, teman-temannya langsung melaporkan hal ini kepada pihak desa.
Banyak warga yang menyisir sungai hingga ke hulu hingga akhirnya Gebi ditemukan dalam keadaan tewas dengan luka yang menganga di punggung.
Warga pun mencari buaya yang telah menerkam Gebi tersebut agar tidak membuat warga lainnya khawatir ketika akan pergi ke sungai.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Nia Ramadhani Ungkap Pola Asuh Pada 3 Anaknya
Setelah menemukan buaya yang berukuran 3 meter ini, warga mengikatnya dan menjemurnya di lapangan.
Banyak warga yang datang ke lapangan hanya untuk melihat buaya besar itu terikat dan dijemur di lapangan.
Buaya yang ditangkap warga pada malam hari ini akhirnya mati karena kemugkinan ia mengalami dehidrasi setelah hampir seharian berada di lapangan.
Baca Juga : Ingin Tingkatkan Gairah Suami dalam Bercinta, Coba Wewangian Ini Moms!
Mulanya, buaya ini akan diberikan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam, namun karena kondisi buaya ini sudah mati akhirnya para warga menguburkannya.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Desa Pugul, Absor,"Panjang buaya tiga meter lebih. Berat diperkirakan sekitar 300 kg. Buaya sudah mati, dan dikubur," jelas Absor kepada Bangka Pos (4/10/2018).
Ternyata kejadian konflik antara buaya dengan manusia di Bangka tidak hanya terjadi kali ini saja.
Baca Juga : Ruben Onsu Sedang Diteror Secara Mistis, Dia Dulunya Petugas Pembersih Halaman Parkir
Terancam Jadi Tersangka, Vadel Badjideh Bersumpah Tak Lakukan Apapun pada Anak Nikita Mirzani
Source | : | Bangka.tribunnews.com |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR