Nakita.id - Arini Sarraswati Subianto, perempuan yang berada dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes pada 29 November 2017 lalu.
Perempuan berusia 47 tahun ini memiliki kekayaan USD 820 juta atau sekitar Rp11 triliun dengan kurs Rp13.500 per dollar AS, inilah alasan Arini berada di peringkat ke-37 daftar Indonesia's Rich List.
Sumber uang Arini berasal dari perusahaan yang dikelolanya, Persada Capital Investama, yang berurusan dengan produk pemrosesan kayu, kelapa sawit, karet hingga batubara.
Baca Juga : Jadi Perempuan Terkaya di Indonesia, Ini Sumber Penghasilan Arini Subianto Hingga Kisah Sedihnya
Tak hanya itu, Arini juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Tri Nur Cakrawala dan PT Pandu Alam Persada.
Sejak kecil, Arini sudah dididik untuk menjadi penerus bisnis sang ayah, itulah mengapa Arini tumbuh menjadi perempuan yang gigih.
Arini, menikah dengan seorang pengusaha tampan dan cerdas, Andre Mamuaya.
Mendiang Andre Mamuaya dikenal sebagai pengusaha muda andal serta bermasa depan cerah.
Sehingga tak heran jika Arini Subianto, anak Benny Subianto, tertarik padanya.
Selain itu, Andre juga dikenal sebagai pengusaha yang tidak selalu mencari keuntungan.
Andre selalu mempertimbangkan dampak bisnisnya kepada bangsa dan negara.
Hal ini diungkapkan oleh mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, pada Selasa (21/8/2012) silam.
Jero menceritakan awal pertemuannya dengan Andre bermula dari hubungan baiknya dengan Benny Subianto, ayah dari sang istri.
Baca Juga : Ternyata, Orang Terkaya di Indonesia ini Jadi Atlet di Asian Games 2018!
Memang sebelumnya Jero pernah bekerja di perusahaan tambang United Tractor dahulu kala.
"Saat saya jadi menteri, usaha Andre ini kan urusan ESDM. Jadi sering bertemu. Saya nasihati menantu itu untuk majukan pertambangan Indonesia. Negara harus dapat yang baik, tidak boleh pengusaha hanya cari untung," tuturnya, melansir laman Kompas.com.
Semasa hidupnya, Andre dikenal memang sebagai salah satu Direktur PT Adaro Energy Tbk, sebuah perusahaan yang memproduksi batubara terbesar di belahan bumi selatan dan keempat terbesar di dunia.
Itulah sebabnya Andre dan Jero mempunyai hubungan sebagai rekan kerja.
Dalam setiap kesempatan saat bertemu dengan Andre, ia selalu mengingatkan hal di atas.
Jero menilai Andre memiliki kesamaan visi dan misi dalam mengembangkan industri tambang untuk kemajuan negara.
"Anak ini bagus. Andre sangat serius bekerja dan sudah mulai cocok dengan saya," sambungnya.
Selain sebagai pengusaha, Andre juga sangat menyukai olahraga basket hingga otomotif.
Bahkan mendiang pernah menjadi manajer timnas basket saat perhelatan SEA Games di Chiangmai, Thailand pada 1995 silam.
Baca Juga : Selain Kylie Jenner, 5 Pemuda Ini Dianggap Terkaya di Dunia Meski Belum 20 Tahun!
Andre sudah menggeluti dunia basket sejak masih duduk di bangku SMA, bersama temannya, Simon Pasaribu.
Saking cintanya dengan basket, Andre tak segan untuk merogoh kocek lebih banyak untuk membeli klub Garuda Bandung, sebelumnya bernama Panasia Senatama.
"Sudah dari tahun 2005 dia menjadi pemilik klub Garuda Bandung. Sementara saya jadi manajer klubnya, kami sempat kerja bareng. tapi sekarang sudah nggak," tutur Simon, pada saat itu.
Saat Andre menjadi manajer timnas untuk perhelatan SEA Games di Thailand, timnas berhasil menyumbangkan medali silver.
"Dia ini orangnya sangat suka olahraga, dia peduli sama bola basket Indonesia. Jadi saat diminta tolong menjadi manajer timnas, dia mau," ujar Simon.
Kesukaannya pada basket membuat Andre dikenal banyak pebasket nasional, termasuk Cokorda, mantan pemain Aspac Jakarta.
"Andre itu memang orang baik, sangat generous sama orang lain," lanjutnya.
Tak sampai di basket saja, Andre juga senang dengan dunia otomotif.
Itulah mengapa dahulu Andre mempunyai banyak koleksi mobil dan sepeda motor sport.
Baca Juga : Kalahkan Ratu Elizabeth II, Inilah Deretan Keluarga Kerajaan Terkaya di Eropa
Mendiang kerap berkeliling Jakarta dengan menaiki sepeda motor mewahnya.
"Untuk mobil memang suka balap di Sentul," ujar Simon lagi.
Hal ini juga dibenarkan oleh mantan Wakil Kepala Polri, Komisaris Jenderal Nanan Soekarna.
"Kami sudah lama sekali kenal. Dia sudah lama aktif di klub otomotif. Kenalnya juga karena sama warga-warga otomotif," tuturnya.
Sedangkan menurut Nanan, Andre mengenal Andre sebagai pribadi yang sosial, rendah hati dan baik kepada semua orang.
"Sangat baik sebagai pengusaha maupun teman dan anggota klub otomotif," sambungnya.
Sekarang, Andre sudah menjadi kenangan yang akan selalu diingat oleh kerabat serta orang-orang terdekatnya.
Suami Arini ini meninggal pada Selasa (21/8/2012) silam karena kecelakaan di depan Plasa Central, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat pukul 09.45 WIB.
Saat itu mendiang yang tengah mengendarai motor balapnya, Ducati bernomor polisi B 5555 XS, menabrak mobil Toyota Innova B 1348 PKP yang hendak masuk ke dalam gedung.
Akibatnya, tubuh Andre terpental dan kepalanya membentur pot bunga sebelum akhirnya meninggal di trotoar jalan.
Mendiang Andre meninggalkan Arini dan dua anaknya, Azaria Rafi Mamuaya dan Azel Rasyid Mamuaya.
Baca Juga : Ratusan Triliun, Ternyata Sebanyak ini Uang Orang Terkaya Jepang
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR