"Penyebabnya adalah peningkatan beban rumah tangga, baik secara finansial maupun emosional," tuturnya, melansir Kompas.com.
Baca Juga : Ini Dampak Buruk pada Psikis Istri yang Mengalami Poligami
Studi lain yang dipresentasikan pada Kongres Kardiologi Masyarakat Asia Pasifik 2015 menyatakan bahwa semakin banyak istri semakin meningkatkan risiko penyakit jantung.
Namun sayangnya penelitian tersebut belum menemukan hubungan antara poligami dengan penyakit jantung secara jelas.
"Ada kemungkinan faktor lain yang tersembunyi, seperti tingkat keintiman dalam pernikahan, pola makan atau faktor genetik," sambung Daoulah.
Di sisi lain, poligami juga tidak terlalu bagus karena terlalu banyak istri meningkatkan potensi konflik intrapersonal dan membutuhkan banyak biaya.
Untuk menemukan hubungan antara poligami dan kesehatan, Daoulah membentuk tim untuk meneliti sejumlah pria di Timur Tengah di mana poligami lebih diterima secara budaya.
Di antara pria yang terdiri dari 68 persen monogami (beristri satu) dan 32 persen berpoligami, menghasilkan pria berpoligami 4,6 kali lebih berisiko mengalami penyempitan arteri koroner dan 2,6 kali berisiko mengalami penyumbatan arteri lainnya.
Ketua European Society of Cardiology, Dr. Michel Komajda mengatakan bahwa hal itu berhubungan dengan tingkat stres.
"Stres jangka panjang dalam kehidupan rumah tangga juga meningkatkan risiko jantung koroner. Biasanya, orang yang mengalami masalah psikologis seperti ini enggan mengonsumsi obat," tuturnya.
Baca Juga : Dikabarkan Sakit Lambung Kronis, Opie Kumis Membantahnya, Ini yang Sebenarnya Terjadi
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Kompas.com,bangka pos |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR