Nakita.id - Moms mungkin masih asing dengan atrofi otak.
Atrofi otak adalah kondisi di mana sambungan antar sel otak menghilang secara berkelanjutan dan terjadi dalam waktu lama.
Kondisi ini akan membuat otak mengecil, karena neuron dan jaringan sel saraf di dalam otak mengalami penyusutan atau bahkan menghilang.
Cerebral atrophy tidak dapat diremehkan karena dapat mengakibatkan gangguan yang serius seperti kehilangan memori, kesulitan mengekspresikan sesuatu dengan bahasa atau sekedar memahami perkataan orang lain.
Ada beberapa penyakit medis yang bisa menjadi pemicu awal.
Misalnya saat seseorang mengidap penyakit Alzheimer, demensia temporal, stroke, cerebral palsy, penyakit Huntington, dan infeksi seperti AIDS dan ensefalitis.
Baca Juga : Viral Buah Pisang Disuntik Darah Penderita HIV, Ternyata Ini Fakta Sebenarnya!
Umumnya, seseorang rentan terkena penyakit ini saat menginjak usia 60-70 tahun.
Namun jangan salah, penyakit ini juga bisa menjangkiti anak-anak di masa tumbuh kembangnya.
Untuk itu, sebaiknya orangtua mengetahui apa saja gejala penyusutan otak yang bisa terjadi pada anak.
Ini dia ulasannya:
Melemahnya otot tubuh
Pelemahan otot tubuh yang berlangsung secara tiba-tiba maupun dalam periode tertentu, adalah gejala awal yang patut diwaspadai.
Biasanya, pelemahan otot bermula dari rasa sakit atau paresthesia, demam, dan gejala flu.
Kemampuan penglihatan menurun
Anak akan merasa penglihatannya buram, bahkan sakit kepala sebelah seperti migrain saat melihat sesuatu.
Baca Juga : Sempat Jalani Operasi Katarak, Begini Kabar Anak Asri Welas Kini
Biasanya gejala ini sering disalahpahami sebagai penyakit lain, misalnya sakit kepala biasa, mata minus/plus, maupun glaukoma.
Kejang
Kejang dapat berupa berbagai gejala yang ditandai dengan disorientasi, gerakan berulang, kehilangan kesadaran dan konvulsi atau proses kontraksi dan relaksasi otot yang sangat cepat.
Gangguan bicara
Jangan remehkan jika anak mengalami gangguan bicara, karena dapat mengindikasikan gejala penyusutan otak.
Gangguan bicara ini termasuk keterlambatan berbicara, kesulitan bicara, ketidakmampuan melafalkan huruf tertentu, maupun ketidakmampuan untuk mengungkapkan sesuatu dengan kata-kata secara jelas.
Demensia
Selain gangguan memori, jika dibiarkan penyusutan ukuran otak juga dapat menyebabkan demensia.
Demensia merupakan suatu kondisi neurodegeneratif orak, di mana terdapat kekurangan progres dan kinerja otak secara permanen.
Baca Juga : Diperistri Bos Rumah Produksi Tajir, Intip Kediaman Bunga Zainal yang Mewah dan Super Nyaman
Kondisi ini akan membuat memori hilang, bahkan fungsi otak dapat menurun.
Penurunan tersebut menyebabkan otak tak bisa melakukan fungsinya dalam mengatur kelancaran berbahasa, kecerdasan, pengambilan keputusan, dan perilaku.
Dengan begitu, segera berkonsultasi ke dokter Moms jika Si Kecil mengalami gejala seperti diatas.
Source | : | theasianparent.com,healthgrades.com |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR