Tabloid-Nakita.com - Ketika Mama sudah lama ingin punya anak dan sudah mengikuti terapi kehamilan, tetapi tidak kunjung hamil, wajar jika Mama merasa kecewa. Keinginan untuk hamil tidak lagi berangkat dari desakan keluarga, atau pertanyaan teman-teman yang membuat kecil hati (seperti sudah berapa anaknya?), tetapi murni karena keinginan Mama sendiri untuk menimang anak.
Ketika mendengar perjuangan Mama untuk hamil, terdengar komentar-komentar seperti, "Jangan putus asa, ya." "Jangan berhenti berharap." "Mungkin belum waktunya." "Tetap semangat, ya."
"Jangan berhenti berharap" memang membuat kita selalu optimis terhadap peluang kehamilan, tetapi sebenarnya bisa tak bermakna jika tidak diiringi usaha. Sekadar berharap sesuatu akan terjadi tentu akan membuang-buang waktu saja.
Sebaliknya, ketika keinginan untuk hamil begitu kuat, Mama pasti bersedia melakukan berbagai upaya. Begitu kuat keinginan dan upaya Mama, sehingga akhirnya semua hal itu menjadi tidak menyenangkan lagi. Mengapa? Karena Mama menjadi kecewa, bahkan stres, setiap kali melihat hasil test pack negatif. Mama sedih dan kesal membaca berita seorang ibu yang tega membuang bayinya. Mama marah ketika Papa tidak rutin mengonsumsi suplemen kesuburan yang Mama belikan. Mama risau karena dokter mengatakan satu-satunya cara yang tersisa untuk dicoba adalah melalui program bayi tabung. Mama cemburu ketika teman Mama yang sama-sama menjalani terapi kehamilan akhirnya berhasil hamil, tapi Mama tidak.
“Kita cenderung terlalu mengeneralisasi contoh-contoh di mana orang melakukan hal-hal luar biasa. Bahayanya kalo melihat orang yang berhasil melawan semua rintangan itu adalah kalau kita tidak tahu bagaimana proses mereka mencapainya. Kita tidak tahu langkah-langkah yang mereka ambil, latarbelakang mereka, atau dukungan yang mereka dapat," ujar Dana S. Dunn, Profesor Psikologi Sosial di Moravian College in Pennsylvania, dan penulis Research Methods for Social Psychology.
Riset menunjukkan bahwa tekad yang terlalu kuat ternyata bisa memicu drepresi, rasa tidak berdaya, dan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sehingga, mungkin Mama perlu mempertimbangkan bahwa ini waktunya berhenti berusaha hamil, dan berusaha untuk pasrah saja dengan kehendak Tuhan.
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR