Tabloid-Nakita.com - Beban dan tekanan berat yang berlebihan bisa membuat anak stres. Bila tekanan itu terus berlanjut tanpa ada penanganan, stres ini bisa berbuah depresi.
Ya, depresi bisa dialami oleh siapa pun, tanpa memandang usia, mulai anak hingga dewasa, dari yang bau kencur sampai bau tanah. Anak mungkin mengalami depresi karena tekanan berat yang merundungnya.
“Memang, tekanan itu tidak ujug-ujug membuat anak depresi, tapi awalnya membuat stres ringan, kemudian bila terus berlanjut tanpa ada solusi dan penanganan, beban bertubi itu akan menjadikan anak stres berat, yang bisa berujung pada depresi. Berapa lama tingkatan stres berlanjut sampai depresi bergantung pada berbagai
hal, seperti berat ringannya beban, karakter anak, pengasuhan orangtua, dan lainnya,” papar Fitriani F. Syahrul, Psi, Msi, pendiri Yayasan Lentera Zaman Depok.
Ia bercerita mengenai kasus yang pernah ditanganinya. Ada seorang anak yang pintar sekali, tapi setiap menghadapi ujian, dia selalu gemetar, keringat dingin bercucuran, mukanya cemas, badannya kaku. Setelah ditelisik, ia ternyata dibebani target oleh orangtua agar jangan sampai ada kesalahan dalam ujian. Nilainya harus 100. Kalau mendapat nilai di bawah itu akan mendapatkan teguran.
"Untunglah, setelah pihak sekolah bekerja sama dengan orangtua, anak itu tidak stres lagi, bahkan nilai-nilainya sangat baik dan mendapat juara 1,” katanya Fitri.
Baik stres dan depresi memiliki gejala yang mirip. Namun, gejala depresi biasanya lebih berat, munculnya pun lebih lama, setidaknya minimal 2 minggu. Berikut ciri-ciri stres dan depresi pada anak menurut mantan Ketua Asosiasi Psikolog Sekolah Wilayah DKI Jakarta ini:
Ciri-ciri stres pada anak:
• Sulit tidur.
• Merasa lelah dengan tugas sekolah.
• Sering lupa.
• Sulit fokus, tidak bisa mengikuti pelajaran di kelas.
• Malas makan atau justru makan berlebihan.
• Gugup dan cemas.
• Mudah tersinggung.
• Prestasi anjlok.
Ciri-ciri depresi pada anak:
Selain ciri-ciri stres di atas, anak juga mengalami:
• Sedih dan putus asa berkepanjangan.
• Membatasi pergaulan, menarik diri dari lingkungan.
• Sering sulit tidur.
• Tindakan tidak terkontrol, misal, sering mengamuk.
• Adanya pikiran untuk bunuh diri, baik lewat kata-kata, visual (gambar), dan lain-lain.
Bila tanda-tanda di atas muncul, utamanya ciri-ciri stres, segera konsultasi dengan psikolog atau psikiater, sehingga stres tidak berlanjut menjadi depresi.
Narasumber: Fitriani F. Syahrul, Psi, Msi, Psikolog dan Pendiri Yayasan Lentera Zaman Depok
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR