Tabloid-Nakita.com – Setiap kelompok usia mamil memiliki risiko komplikasi kehamilan dan persalinannya masing-masing. Menurut dr. Manggala Pasca Wardhana, SpOG dari Surbaya, usaha paling penting untuk menghindari berbagai gangguan akibat kehamilan risiko tinggi adalah melakukan persiapan kehamilan. Ingat, Ma, kehamilan merupakan suatu usaha dari calon mama papa untuk mempersiapkan sebuah generasi. Tentunya kita semua ingin melahirkan generasi yang unggul dan berkualitas.
“Kondisi sejak awal pembuahan, yaitu pertemuan sel sperma dan sel telur, hingga persiapan janin untuk dilahirkan selama kurang lebih 40 minggu merupakan karunia terbesar Tuhan. Pada saat itu telah terjadi pertumbuhan dan pembentukan berbagai organ serta pematangan yang luar biasa rumitnya. Berbagai kondisi lingkungan rahim tentunya akan sangat memengaruhi proses ini,” jelas Spesialis Obgin yang tahun ini mengikuti Obstetric Ultrasonography Course-International Society of Ultrasonography di Obstetry Gynecology, Singapura, ini.
Nah, jika suatu kehamilan dihasilkan dari materi genetik yang kurang baik, maka dapat terjadi berbagai kelainan kongenital, Ma, semisal sindrom Down. Kondisi mamil yang mengalami sakit, seperti: hipertensi, preeklamsia, dan diabetes melitus, juga akan sangat mengganggu lingkungan janin yang sedang bertumbuh. Kondisi ini akan memicu munculnya efek jangka panjang pada janin hingga timbulnya berbagai penyakit saat ia dewasa kelak akibat dari gangguan ketika ia berada di dalam kandungan Ibunya.
Itulah mengapa, mempersiapkan kehamilan merupakan kewajiban bagi setiap pasutri, Ma. Lakukan konseling prakonsepsi minimal satu bulan sebelum mempersiapkan kehamilan. Dengan begitu, dokter obgin dapat menilai kondisi calon mamil dan melakukan modifikasi pada berbagai kondisi medis yang didapatkan agar kita bisa memasuki fase kehamilan dalam kondisi optimal.
Dengan melakukan perencanaan kehamilan yang baik atau sering disebut Keluarga Berencana (KB), maka kesehatan keluarga Mama Papa akan lebih optimal. Pasalnya, KB bukan hanya alat kontrasepsi, tetapi merupakan suatu usaha untuk perencanaan dalam mendapatkan keluarga yang optimal dan sehat.
Saran Manggala, “Rencanakan kehamilan pada usia sekitar 20–35 tahun. Jika masih berada di usia kurang dari 20 tahun, tunda dulu kehamilan dan upayakan untuk menyelesaikan usaha kehamilan maksimal pada usia 35 tahun agar dapat memodifikasi berbagai faktor risiko yang buruk, jika didapatkan kehamilan kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun.”
Mengenai risiko yang mungkin timbul pada tiap-tiap kelompok usia dapat Mama baca selengkapnya di rubrik KEHAMILAN Tabloid nakita edisi 921 yang terbit Rabu, 23 November 2016.
Penulis | : | Isma Anggritaningsih |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR