Nakita.id - Moms dan Dads sebaiknya tidak meremehkan masalah tidur yang mengganggu setiap malam.
Pasalnya, sejumlah ahli menyatakan bahwa masalah kurang tidur memiliki hubungan dengan masalah gangguan mental.
Hal ini disampaikan oleh Dr. Ash Nadkarni, direktur Perawatan dan Instruktur Digital Terpadu di Harvard Medical School.
"Tidur yang tidak teratur dapat menjadi dan penyebab gangguan kejiwaan," ujarnya sebagaimana yang dilansir dari huffingtonpost.com.
BACA JUGA: Dikupas atau Tidak? Ini Petunjuk Konsumsi Sayur dan Buah yang Tepat, Jangan Sampai Salah Moms
Sebuah data menyebutkan bahwa 50-80% orang yang hidup dengan penyakit kejiwaan biasanya diikuti dengan masalah tidur yang kronis.
Dari angka-angka tersebut, terlihat jelas bahwa tidur dan kesehatan mental memiliki keterkaitan antara satu sama lain.
Hal ini karena tidur berperan memulihkan tubuh, secara fisik maupun mental.
Jika seseorang kekurangan tidur, maka akan ada beberapa hal yang terjadi secara tidak terduga di dalam tubuh.
Beberapa hal inilah yang kemudian dapat menyebabkan masalah gangguan mental seperti depresi dan lain sebagainya.
BACA JUGA: Tak Pintar Matematika Bukan Berarti Anak Bodoh, Potensinya Bisa Jadi di Bidang Lain
Masalah tidur juga merupakan gejala nyata dari masalah gangguan mental.
Flo Leighton, seorang praktisi perawat psikiatri di New York City mengatakan, depresi pasca trauma dan bipolar adalah dua contoh gangguan mental yang terjadi akibat adanya masalah tidur.
Sebab kekurangan tidur dapat menganggu tingkat neurotransmitter penting di otak, seperti serotonin dan gamma-Aminobutyric acid (GABA).
Dimana dua regulator sangat penting karena dapat meningkatkan kecemasan.
BACA JUGA: 10 Fakta Mengejutkan Tentang Remaja Zaman Now, Harus Moms dan Dads Ketahui
"Karena gangguan ini, masuk akal bahwa orang-orang yang mengalami masalah tidur memiliki waktu lebih sulit untuk berkonsentrasi, merasa 'tajam', mudah stres, dan mudah tersinggung," ujarnya.
Oleh karena itu, jangan lagi menganggap remeh masalah tidur yang kerap terjadi di malam hari.
Segera lakukan pemeriksaan dan pertolongan pertama dari para ahli yang berpengalaman.
BACA JUGA: Ini Risiko Penyakit Pada Bayi yang Lahir dari Ibu Golongan Darah O
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR