Nakita.id - Tahu kan dengan kasus Adi yang amarahnya meledak saat ditilang polisi.
Ia bahkan tidak hanya marah-marah, tapi membanting dan mencopoti bagian motornya hingga rusak berat.
Nah, apakah Moms sering mengalami amarah yang meledak-ledak?
Hati-hati, itu merupakan tanda dari depresi.
Depresi seringkali dikaitkan dengan rasa sedih berkepanjangan dan menarik diri, tetapi ada respons emosional lain yang sering terabaikan padahal merupakan gejala depresi.
Semua tahu rasanya terjebak dalam kemecetan parah atau tidak sengaja menendang meja hingga kopi tumpah. Tentu saja itu akan membuat kita marah.
Marah memang menjadi bagian dari emosi yang sehat. Tetapi, dalam beberapa kasus, marah yang terus menerus atau persoalan kecil bisa membuat kemarahan meledak, itu menjadi pertanda hal yang lebih serius: depresi.
Baca Juga : Belum Genap 1 Bulan Cerai, Boy Wiliam Sudah Goda Gisel Soal Pacar Baru Mantan Suami, Begini Reaksinya!
Sebuah penelitian di tahun 2014 menemukan bahwa amarah, baik yang ditekan atau terlalu besar, merupakan tanda dari kondisi mental seseorang. Orang yang kesulitan mengontrol amarahnya beresiko mengalami depresi.
Para ahli mendeskripsikan penyakit mental sebagai "kemarahan terhadap diri sendiri" atau "kemarahan ke dalam". “Tidak selalu terlihat seperti depresi, padahal memang demikian,” kata Marianna Strongin, seorang psikolog klinis.
Marah yang menjadi gejala depresi bukanlah marah biasa, namun yang gampang meledak dan sulit dikendalikan. "Orang tersebut atau keluarganya biasanya sadar dia tidak bisa mengendalikan marahnya dan datang ke psikolog untuk mengatasinya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR