Tapi setelah digali lebih dalam sebenarnya kemarahan itu sebagai gejala depresi," kata Strongin.
Jika orang yang depresi lebih dikenal dari gejala merasa sedih dan kosong, sebagian punya gejala gampang marah. Menurut Strongin, lebih mudah untuk menyadari kemarahan sebagai sesuatu yang salah dibanding emosi murung.
“Kesedihan lebih berat untuk dirasakan. Sedih adalah tahapnya dan marah adalah aksinya. Jadi, terkadang orang mengalihkan untuk tidak merasa sedih, tetapi sebaliknya, amarahlah yang terpancing,” tambahnya.
Baca Juga : Akhir Pekan Nih, Yuk Ajak Si Kecil Bersepeda Seperti Nirina Zubir!
Pada laki-laki
Meski depresi lebih banyak diderita perempuan, tetapi menurut psikolog Sherry Benton laki-laki yang lebih banyak menunjukkan kemarahan sebagai gejala depresi.
“Terkadang muncul keinginan untuk menarik diri dari orang lain. Marah adalah salah satu cara yang sangat efektif untuk menjauhkan dari orang lain” kata Sherry.
Laki-laki cenderung menjauh dari orang yang dicintainya dan menutupi depresi yang mereka alami sendirian.
Bukan berarti perempuan tidak mengalaminya juga. Bess Meade, seorang pekerja seni didiagnosas mengalami depresi sejak usia 19 tahun. Gejala awalnya adalah amarahnya.
Baca Juga : Sering Diteror, Ruben Onsu Perlihatkan Sapu Lidi 'Pengusir Setan' untuk Rumahnya yang Berhantu
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR