Dokter Judi yang baik, saya (37) ibu 3 anak, sudah agak lama menyimpan masalah ini. Setelah melahirkan anak ketiga, kok seminggu sebelum menstruasi, saya seperti mengalami morning sickness, sehingga sering bertanya-tanya saya hamil atau tidak ya. Trus, meski perut tidak terasa sakit melilit, tapi serasa kembung seperti banyak gas padahal juga tidak sering buang angin. Sedangkan seminggu kemudian pas di hari mens saya cuma mengalami bercak-bercak selama 2-3 hari, sementara 2 hari berikutnya benar-benar banjir. Hari ke-6 dan ke-7 kembali bercak-bercak dan hari ke-8 baru bersih. Saya pernah ke dokter kandungan dan diduga mengalami pembesaran rahim. Benarkah dugaan tersebut? Haruskah saya menjalani pemeriksaan serius agar bisa terdeteksi gangguan apa yang saya alami ini? Jika ya, kira-kira pemeriksaan apa saja yang harus saya jalani? Mohon penjelasan dan terima kasih banyak sebelumnya.
Detty - Tangerang
Jawab:
Gejala yang Ibu keluhkan menyerupai gambaran kelebihan prostaglandin yang biasanya terjadi pada penderita endometriosis, yakni suatu kelainan dimana selaput lendir rahim (endometrium) tumbuh dan menghasilkan darah haid di luar rongga rahim (bukan di dalam rongga rahim seperti pada haid normal). Sel endometrium yang tumbuh di luar rongga rahim tersebut tetap menghasilkan darah haid tetapi di jaringan lain dan menyebabkan nyeri haid serta perlekatan dengan jaringan atau organ di sekitarnya. Selain itu, sel-sel yang mati tersebut menyebabkan peningkatan kadar hormon prostaglandin. Kadar hormon prostaglandin yang tinggi dapat menyebabkan pusing, sakit kepala, mual, muntah, kembung, diare, atau nyeri haid berlebihan (dismenorea berat).
Pemeriksaan hormon ini sulit karena jarang tersedia di laboratorium biasa. Biasanya kita pesan dulu. Bila berkenan, Ibu dapat berkonsultasi dengan spesialis kandungan di Makmal Terpadu Imuno Endokrinologi FKUI/RSCM. Dokter akan memeriksa melalui USG transvaginal untuk menilai keadaan rongga rahim, dinding rahim, mulut rahim, kedua indung telur, dan organ di rongga panggul. Dokter juga akan mengambil darah Ibu untuk analisis hormon kesuburan dan prostaglandin. Setelah diketahui apa penyebab keluhan Ibu, dokter akan memberikan terapi yang benar dan rasional. Terapi tersebut bisa berupa obat, fisioterapi, atau tindakan pembedahan. Terima kasih atas pertanyaannya.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
KOMENTAR