Tabloid-Nakita.com - Banyak istilah awam mengenai penyakit yang tidak dikenal dalam dunia kedokteran. Namun, pihak medis biasanya dapat menelusuri apa yang dimaksud lewat gejala-gejala yang dikeluhkan pasien. Misalnya, darah kotor. Apa sih yang dimaksud dengan darah kotor?
Menurut dr. Bahdar T. Johan, SpPD, dari RS Premier Bintaro, Tangerang, Banten, istilah awam ini muncul dari berbagai pengalaman yang dirasakan secara langsung. Darah kotor sering dikaitkan jika bisul sering muncul di bagian tubuh tertentu saja.
Istilah darah kotor, kata Bahdar, merupakan persepsi salah yang sudah memasyarakat di kalangan awam. Masyarakat beranggapan bahwa darah kotor akan menimbulkan bisul, jerawat, kulit kemerahan, dan sebagainya. Persepsi ini semakin diperkuat oleh iklan produk obat tradisional di televisi.
Padahal, dalam dunia kedokteran, darah tidak ada yang kotor. Semua darah bersih dan dapat digunakan dengan baik. Memang, ada darah yang mengandung banyak CO2 (karbon dioksida, hasil dari metabolisme tubuh) dan sedikit O2 (oksigen), biasanya darah yang berada dalam pembuluh darah balik. Dalam dunia medis, darah ini harus melalui proses pembersihan sebelum digunakan untuk metabolisme kembali.
"Proses pembersihan ini bukan berarti darah itu kotor, tetapi darah tersebut harus dibebaskan dari CO2 dan harus diisi O2," tegas Bahdar.
Proses pembersihannya begini: setelah menyuplai beragam zat ke seluruh tubuh, darah kemudian balik ke jantung. Darah yang mengandung banyak CO2 kemudian masuk ke dalam bilik kanan jantung, kemudian dipompa ke paru-paru. Di paru-paru, darah tersebut disaring, CO2 dikeluarkan lewat napas yang keluar dan diisi O2.
Setelah itu, darah akan masuk ke bilik kiri jantung dan dipompa ke ginjal. Di ginjal darah dibersihkan lagi dari kandungan racun, seperti kreatinin. Setelah dibersihkan, darah akan menyebar ke seluruh bagian tubuh.
Namun, bila terjadi masalah pada jantung, paru-paru, dan ginjal, kebersihan darah sangat mungkin terganggu. Dalam situasi seperti ini, bisa saja darah menjadi kotor. Misalnya, kebocoran pada jantung bisa menyebabkan tercampurnya darah yang belum dibersihkan dengan darah yang sudah bersih, TBC bisa menyebabkan kadar CO2 menumpuk, dan gagal ginjal bisa menyebabkan zat racun menetap di dalam darah. Tak heran bila orang berpenyakit paru yang sudah kronis, kadar CO2-nya sangat tinggi.
Namun, anggapan darah kotor ini tidak seperti yang dibayangkan oleh awam. "Awam, kan, membayangkan darah kotor akan menyebabkan bisul, jerawat, atau yang lainnya, padahal tidak demikian," tukas Bahdar.
Tumbuhnya bisul atau jerawat bukan karena darah kotor, melainkan karena kulit yang bermasalah. Misalnya, infeksi kelenjar minyak pada kulit, yang akhirnya membuat kuman masuk ke dalam dan timbullah bisul atau yang lainnya, atau juga karena alergi.
Nah, Mam, kalau misalnya Mama sedang mengalami bisul atau jerawat yang parah, jangan bilang sedang mengalami darah kotor ke dokter, ya!
Narasumber: Dr. Bahdar T. Johan, SpPD, dari RS Premier Bintaro, Tangerang, Banten
(Irfan Hasuki)
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini |
KOMENTAR