Tabloid-Nakita.com - Urusan Buang Air Besar (BAB) seringkali menjadi masalah. Ada orang yang setiap hari rajin makan sayur dan buah ternyata hanya BAB dua hari atau tiga hari sekali. Ada pula yang jarang makan sayur tapi bisa pup setiap hari. Kenapa bisa begitu? Seharusnya berapa kali BAB dalam seminggu?
Perlu Mama ketahui, memang ada dua tipe orang di dunia ini: Tipe A adalah yang biasa pup setiap hari, pada waktu yang sama, bahkan mungkin di toilet yang sama. Kemudian ada Tipe B: mereka yang baru akan pup jika sudah merasa ada dorongan untuk BAB. Kedua tipe ini ternyata sama sehatnya.
Feses pada dasarnya terdiri atas 75 persen air. Sedangkan sisanya, menurut University of Massachusetts, terbuat dari campuran bakteri yang mati (yang membantu kita mencerna makanan), bakteri hidup, protein, serat yang tidak dapat dicerna, dan hasil buangan dari liver dan usus.
Frekuensi BAB dalam seminggu dan jumlah feses yang Mama keluarkan merupakan kombinasi pola makan harian. Contohnya, orang Asia disebut biasa pup lebih sering daripada orang-orang di negara Barat seperti Amerika. Katanya sih karena orang Asia lebih sering mengonsumsi makanan yang tinggi kadar seratnya.
Seberapa sering harus BAB, itu tergantung setiap individu. Rata-rata orang biasanya pup satu kali sehari, dengan mengeluarkan sekitar 28 gram kotoran per 5 kilogram berat tubuh. Meskipun pup satu kali sehari itu terbilang rata-rata, hal itu tidak lantas harus menjadi pegangan.
Menurut situs Livescience, para ahli gastroenterologi sepakat bahwa apa pun yang dalam kisaran tiga kali sehari hingga tiga kali seminggu dapat dikatakan normal, selama fesesnya tidak terlalu keras atau terlalu lunak. Namun jika Mama pup kurang dari tiga kali seminggu, atau tidak BAB dua kali dalam tiga minggu, itulah saatnya Mama harus ke dokter.
Mama juga harus khawatir ketika frekuensi BAB dalam seminggu tiba-tiba berubah. Misalnya, jika Mama biasa pup dua hari sekali kemudian menjadi dua kali sehari. Penyebab utama terjadinya perubahan ini adalah pola makan dan gaya hidup Mama yang berubah. Sebagai contoh, situs Everyday Health pernah melaporkan bahwa kebanyakan orang menjadi tidak konsisten dengan kebiasaan pup pada akhir pekan atau saat liburan, karena pada saat itu mereka lebih banyak makan dan tidak berolahraga.
Pendek kata, seberapa sering harus BAB sebenarnya tergantung intuisi Mama sendiri. Selama pola BAB Mama tidak menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan, tidak masalah. Sistem pencernaan manusia bekerja sepanjang hari dan setiap hari, jadi sedikit gangguan bisa saja terjadi. Kecuali jika sembelit atau diare terjadi lebih dari dua minggu, Mama segera ke dokter, ya.
(Dini/NineMSN/Medical Daily)
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
KOMENTAR