"Ini adalah momok yang sering kali berujung pada kecemasan terkait performa di ranjang hingga disfungsi ereksi. Sering kali hal ini terjadi pada pria muda yang masih sehat secara fisik. Ini juga dapat membuat pasangan merasa tertekan dan memiliki kewajiban untuk orgasme," ujar Milrod, yang juga merupakan salah satu editor Cultural Encyclopedia of Penis.
Solusinya, Milrod menyarankan Dads untuk tidak terlalu banyak berpikir tentang pentingnya orgasme.
Baca Juga : Miris! Demi Selembar Pembalut, Siswi di Kenya Melakukan Hubungan Intim
Jangan menduga-duga saat bercinta dan pahamilah bahwa tidak semua orang mampu berorgasme.
Selain itu, yang lebih penting adalah menikmati sesi bercinta itu sendiri tanpa memiliki kewajiban untuk orgasme atau tidak.
Sifat kedua yang harus dihindari adalah melewatkan sesi foreplay.
Perlu dipahami bahwa pria dan perempuan mencapai gairah dengan cara yang berbeda.
Source | : | lifestyle.kompas.com |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR