Maka dari itu, biasanya pemerintah mengirimkan sejumlah bantuan baik untuk menangani fisik dan kesehatan mereka, juga untuk menangani dan memulihkan psikologis dan mental anak-anak korban bencana.
Pemulihan Trauma pada Orang Dewasa
Sebenarnya, bukan hanya anak-anak, orang dewasa juga tetap rentan terhadap trauma pasca gempa.
Namun, mereka lebih mampu untuk memulihkannya dan juga ekmbali bangkit, meski tidak dalam waktu singkat.
Melansir dari laman Meetdoctor, bagi orang dewasa, mereka bisa menanggulangi dan memulihkan trauma mereka secara personal.
Terlebih, saat ini masyarakat hidup dalam paparan media dan pemberitaan yang akan merekam segala insiden dan juga kejadian yang terjadi.
Rekaman tersebut akan melekat dan juga bisa muncul kembali kapan saja.
Berbagai media dan pemberitaan pasti memiliki cara tersendiri untuk menyebarkan informasi. Ada beberapa yang mampu mengontrol perasaan korban, meski banyak pula yang sekedar menulis dan juga membuka peristiwa mengerikan yang dialami korban pasca gempa.
Tentu hal-hal seperti yang terakhirlah yang sangat ditakutkan oleh masyarakat. Mereka akan kembali mengulang dan mengingat kejadian yang pernah menimpanya sehingga muncul berbagai tekanan traumatis tersendiri.
Tetapi, ada beberapa cara yang bisa ditangani orang dewasa untuk meulihkan traumanya.
1. Meski tetap merasa trauma, mengingat bahwa emosi manusia makin lama makin berkurang adalah hal utama. Ini dilakukan demi menjaga emosi dan juga hal-hal yang tak diinginkan terjadi karena mengingat insiden yang pernah menimpa.
2. Mencari dukungan sebanyak-banyaknya dari orang terdekat. Meski bantuan berupa bantuan materi dan kebutuhan dirasa penting, tak bisa dipungkiri bahwa korban akan mengalami trauma sehingga orang-orang terdekat mampu untuk memulihkannya dengan memberi berbagai dukungan mental.
Source | : | Kompas.com,amazon,Goodtherapy.org |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR