Kapan Anak Sakit Harus Dilarang Keluar Rumah?

By Dini Felicitas, Selasa, 17 Januari 2017 | 23:15 WIB
Jika demamnya 38 derajat Celcius ke atas, sebaiknya anak istirahat di rumah. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Batuk-pilek bagi anak balita mungkin dianggap biasa. Bahkan, anak-anak umumnya akan mengalami batuk-pilek hingga 10 kali dalam setahun. Penyakit tersebut biasanya akan sembuh setelah 7-10 hari, sehingga orangtua akan memberikan obat-obatan alami saja untuk membuat anak lebih nyaman.

Namun yang penting ketika anak sedang sakit, biarkan mereka beristirahat di rumah dan rawatlah, kata Laura Correada-Silva. Putrinya, Chloe, mengalami infeksi Respiratory Syncytial Virus (RSV), virus penyebab infeksi paru-paru dan saluran pernapasan, akibat tertular saudara sepupunya yang berkunjung ke rumah. Sepupunya ini ternyata mengalami infeksi paru.

RSV seringkali tampak seperti gejala flu biasa yang akan sembuh setelah seminggu atau dua minggu. Tetapi penyakit ini bisa lebih berbahaya bagi bayi, orang tua, dan siapa saja yang punya sistem kekebalan yang lemah. Kebetulan Chloe mengidap asma, sehingga menghadapi gejala-gejala yang lebih serius daripada sepupunya. Akibatnya ia menjadi demam, sulit bernapas, dan akhirnya harus masuk rumah sakit.

Meskipun Chloe akhirnya sembuh setelah dirawat di rumah sakit, pengalaman Mama Laura dan putrinya ini menimbulkan pertanyaan: bagaimana kita tahu penyakit anak bisa menular pada orang lain? Kapan anak sakit harus tetap tinggal di rumah?

"Sebagai orangtua, memang sulit mengukur seberapa sakit sebenarnya anak kita," kata Robert Hamilton, MD, dokter anak di Providence Saint John’s Health Center di Santa Monica, California. "Anak-anak itu sangat dinamis kalau menyangkut penyakit. Banyak anak bisa terlihat baik-baik saja, tanpa demam atau gejala lain ketika bangun pagi-pagi, dan mulai lemas ketika mulai siang."

Meskipun begitu, Mama tak usah langsung ke dokter untuk memastikan apakah anak sebaiknya tinggal di rumah saja (kecuali Mama merasa anak butuh perawatan medis profesional untuk penyakitnya). Sebenarnya Mama bisa melihat tanda-tanda penularan penyakit sendiri.

"Kalau demamnya sudah mencapai 38 derajat Celcius atau lebih, batuknya parah, muntah atau diare, atau terlihat cukup sakit, anak harus tetap di rumah dan dijauhkan dari anak atau orang dewasa lain," kata Jill Walsh, MD, kepala Department of Pediatrics for Mercy Medical Group.

Secara umum, menurutnya anak paling dapat menularkan penyakitnya selama lima hari pertama. Paling baik jika Mama menjauhkan anak yang sakit dari yang lain selama minimum tiga hari pertama dari awal mulai sakit. Anak sebaiknya juga tidak berdekatan dengan bayi di bawah empat bulan, atau siapa saja yang sistem kekebalan tubuhnya lemah, sampai sakitnya benar-benar sembuh.

Anak-anak yang mulai sembuh dari sakit boleh saja kembali sekolah begitu demamnya turun selama 24 jam meskipun sudah tidak mendapatkan obat penurun panas seperti acetaminophen dan ibuprofen, dan perilakunya cukup baik, demikian pendapat Stan Spinner, MD, Chief Medical Officer di Texas Children's Pediatrics and Texas Children's Urgent Care. "Cukup baik artinya mereka bisa makan dan minum secara normal dan bisa menjalani kegiatannya seperti biasanya," paparnya.

Anak-anak yang tidak mengalami demam kecil kemungkinannya untuk dapat menularkan penyakit. Begitu pula anak-anak yang mengalami sinusitis atau infeksi telinga, yang biasanya tidak menyebar di antara anak-anak yang lain. Namun jika infeksi telinga itu didahului dengan flu, gejala tersebut bisa menular.

"Anak-anak terutama akan menularkan penyakit ketika mereka sakit, dalam tahap awal suatu infeksi," jelas Hamilton. "Ketika mereka membaik, penularan mereka berkurang."

Nah, sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan ketika anak sakit. Tetapi jika Mama tak yakin apakah si kecil akan menularkan penyakit, lebih baik hati-hati. Bagamana pun, lebih bijak jika anak istirahat saja di rumah. Orangtua teman-teman si kecil pasti juga lebih suka jika anak-anak mereka tidak tertular penyakit, kan?