5 Mitos Seputar Keguguran yang Tidak Perlu Dipercaya Lagi

By Irene Harris, Rabu, 15 Februari 2017 | 22:15 WIB
Setelah keguguran, Mama masih bisa memprogram kehamilan lagi. (Dini Felicitas)

Nakita.id - Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada mengalami keguguran di saat Mama sedang berusaha memiliki anak. Survei yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan, sebanyak 41% ibu hamil yang mengalami keguguran menyalahkan dirinya sendiri. “Banyak ibu merasa bersalah setelah keguguran. Mereka berpikir, ini pasti karena mereka kurang istirahat, kurang makan, atau terlalu stres,” kata Jane Frederick, MD, ahli kesuburan dari Orange County, California.

Baca: Keguguran, Haruskah Dikuret?

Padahal, ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan keguguran. Sebagian besar kasus keguguran tidak diketahui penyebabnya. “Sebagian lain bisa disebabkan adanya kelainan kromosom, masalah kesehatan, atau dalam beberapa kasus bisa karena infeksi,” lanjut Frederick.

Ada beberapa mitos seputar keguguran yang kerap dipercaya para ibu, yang bisa mempengaruhi upaya mereka untuk hamil lagi. Apa sajakah itu?

Mitos 1: Kalau sudah pernah keguguran, bisa keguguran lagi “Setelah keguguran pertama, kecil kemungkinan ibu akan keguguran lagi,” kata Frederick. Namun jika Mama sampai mengalami keguguran dua kali berturut-turut, besar kemungkinan kehamilan ketiga juga dapat bermasalah. “Untuk ibu yang mengalami keguguran berulang, sebaiknya berkonsultasi dengan ahli sehingga bisa mendapat penanganan yang tepat.”

Baca: "Morning Sickness" Menurunkan Risiko Keguguran

Mitos 2: Vlek atau perdarahan selama hamil berarti terjadi keguguran Ini mitos keguguran yang paling populer. “Perdarahan atau vlek kerap terjadi pada trimester pertama kehamilan. Sebanyak 20-40% ibu hamil bisa mengalaminya,” kata Brian Levine, MD, spesialis kebidanan dan kandungan dari New York City. Bahkan perdarahan yang agak lama juga bisa terjadi dalam kehamilan yang sehat.

Mitos 3: Keguguran itu kejadian langka Survei di Amerika Serikat menemukan, banyak orang percaya bahwa peluang keguguran itu hanya sekitar 5% dari jumlah kehamilan. Sementara menurut American Pregnancy Association, 10-25% kehamilan dapat berakhir dengan keguguran.

Baca: Nanas Bisa Memicu Keguguran, Serius?

Mitos 4: Mama harus menunggu 3 bulan setelah keguguran untuk hamil lagi Mitos keguguran ini selalu menyertai ketika Mama berusaha untuk hamil lagi. Kenyataannya, studi menunjukkan bahwa Mama bisa sukses hamil sekitar satu bulan setelah keguguran.

“Untuk amannya, saya selalu menganjurkan ibu untuk menunggu hingga hasil tes darah (serum beta-hCG)-nya turun hingga angka nol sebelum berusaha hamil lagi,” kata Levine. “Hal ini bisa dicapai dalam beberapa minggu, bahkan satu bulan.” Namun beberapa dokter mungkin akan menganjurkan Mama menunda kehamilan jika telah dikuret setelah keguguran.

Baca: Hamil Lagi Setelah Keguguran, Ini Caranya