Ternyata, Saat Lahir Bayi Langsung Mengenali Suara Ibunya

By Gisela Niken, Jumat, 3 Maret 2017 | 06:41 WIB
Perkembangan pendengaran bayi perlu dibantu dengan peran Ibu (Gisela Niken)

Nakita.id – Apakah Ibu pernah merasakan janin bergerak dalam rahim setelah dipanggil atau mendengar sesuatu dari luar rahim? Ternyata, indra pendengaran memang menjadi indra yang paling berkembang sejak usia dini. Menurut Kenneth Lyons Jones, MD, seorang profesor di Univerity of California, suara yang paling dikenali oleh bayi baru lahir adalah suara ibunya.

Baca juga: Penyebab gangguan pendengaran pada bayi

Menurut Kenneth, hal ini membuat bayi menjadi sangat peka terhadap suara-suara di sekitarnya. “Bayi akan mulai menggerakkan kepalanya ke arah suara di sekitarnya terutama suara ibu dalam bulan pertama,” ujarnya. Berbeda dengan indra penglihatan yang masih buram, indra pendengaran bayi sudah bekerja dengan sempurna, terutama dalam mengenali suara ibunya. Maka menurut Kenneth, hal ini membuat tes pendengaran setelah bayi lahir menjadi sangat penting.

Bayi juga memiliki perbedaan dalam merespons suara yang ia dengar. Bayi yang lebih sensitif mungkin akan bergerak atau merespons meskipun suara yang didengar hanya perlahan. Sementara pada bayi yang mungkin lebih tenang, ia akan lebih jarang merespons. Perkembangan indra pendengaran biasanya diikuti dengan perkembangan lainnya. Misalnya sekitar usia dua bulan, bayi bisa merespons dengan suara “oh”.

Baca juga: Cara cepat bersihkan telinga  anak tanpa cutton bud

Organ wicara dan pendengaran yang semakin baik akan membuat bayi mulai meniru suara pada usia 6 bulan. Pada usia 8 bulan iaakan mulai mengoceh dan menanggapi perubahan nada suara dan berbagai suara yang ia dengar. Untuk menstimulasi otak bayi, Ibu bisa berbicara pada bayi mengenai apa saja yang bernada positif, bernyanyi, atau membacakan buku bahkan sejak ia masih dalam kandungan dan baru lahir. Dengan mengenali suara ibunya, bayi jadi lebih tenang.

Baca juga: Anak terlambat bicara akibat pendengaran terganggu

Selain berguna untuk indra pendengarannya, ikatan batin antara bayi dan Ibu akan terjalin jika sehari-hari Ibu mengajaknya berkomunikasi. Bayi juga tidak mudah rewel karena merasa dirinya tidak sendiri berkat diajak bicara oleh Ibu. Berkomunikasi dengan bayi membuat Ibu lebih memahami apa yang dibutuhkan oleh bayi. University of Washington pernah membuat studi seputar hal ini. Studi yang dilakukan pada 2014 mengungkapkan bayi yang sering diajak ngobrol akan memiliki kosakata yang lebih kaya. Artinya, dengan diajak bicara, bayi menyimpan banyak kosakata dalam memorinya yang akan ia pakai pada saat kemampuan bicaranya sudah berkembang lebih baik.