Tabloid-nakita.com – Selain gangguan pendengaran sementara, ada satu jenis gangguan lagi, yaitu gangguan pendengaran permanen pada balita yang bisa mengganggu batita Mama. Yuk, kita bahas masalah itu di sini.
Gangguan pendengaran permanen pada balita disebabkan oleh masalah yang timbul di mekanisme pendengaran atau syaraf auditorinya, atau malah keduanya. Tipe gangguan ini bisa disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti gen keluarga, penyakit, sindrom, penyakit yang Mama derita, atau bahkan obat-obatan. Sebagai contoh, infeksi yang Mama alami saat hamil, seperti campak Jerman dan toksoplasmosis, kemungkinan besar membuat si kecil lahir dengan masalah pendengaran, begitu juga jika Mama mengalami diabetes saat hamil. Anak Mama juga bisa mengalami gangguan pendengaran jika terserang penyakit, seperti meningitis, campak, ensefalitis, cacar air, dan influenza. Selain itu, gangguan dengar juga dapat terjadi jika mereka terluka di daerah kepala. Faktor lingkungan juga bisa menimbulkan gangguan pendengaran permanen pada batita, yaitu suara sangat keras yang merusak gendang telinga.
Antibiotik dan bedah biasanya tidak efektif untuk mengatasi gangguan pendengaran permanen pada batita, oleh sebab itu si kecil sebaiknya dibantu dengan alat bantu dengar. Jika alat bantu dengar juga tidak bisa dijadikan solusi, ada baiknya Mama mencoba menggunakan implan koklea (cochlear implant)—terdiri dari alat elektronik yang mengandung elektroda dan dimasukkan ke dalam rumah siput serta alat eksternal yang menangkap dan memproses suara. Implan koklea berfungsi untuk merangsang syaraf pendengaran secara langsung dan menggantikan sebagian fungsi rumah siput dalam menangkap dan meneruskan gelombang suara ke otak. Oleh otak, gelombang listrik tersebut kemudian diterjemahkan sebagai suara. Implan koklea dipasang melalui operasi yang biasanya berlangsung selama 3 sampai 4 jam, dan umumnya hanya dipasang di satu telinga.
Jika anak Mama didiagnosa menderita gangguan pendengaran berat dan tidak bisa mendengarkan suara orang lain bahkan dengan bantuan alat bantu dengar, ada baiknya Mama mengajaknya ke sejumlah program pendidikan khusus yang akan mengajarkan ia berkomunikasi lewat bahasa isyarat, isyarat ujaran, serta membaca bibir dan ujaran.
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | Santi Hartono |
KOMENTAR