Menghadapi Fenomena Equinox di Indonesia, Perhatikan Hal-hal Ini!

By Gisela Niken, Rabu, 15 Maret 2017 | 04:38 WIB
Fenomena equinox di Indonesia tak perlu khawatir akan sangat membahayakan. (Gisela Niken)

Nakita.id – Belakangan ini Ibu mungkin mendengar atau mendapatkan pesan berantai di Whatsapp atau media sosial yang lain mengenai fenomena equinox. Banyak kabar yang mengatakan bahwa wilayah Indonesia akan mengalami fenomena peningkatan suhu hingga 40 derajat Celsius. Sebagai akibatnya, peningkatan suhu ekstrem ini akan mengancam kesehatan seperti menyebabkan pingsan atau mengalami kerusakan organ dalam.

Baca juga: 8 bahaya akibat cuaca panas yang mengancam kesehatan bayi

Ngeri? Ibu sebaiknya jangan buru-buru memercayai kondisi ini. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menanggapi beredarnya kabar tersebut. Dalam situs resminya, BMKG menjelaskan peningkatan suhu hingga 40 derajat Celsius tidak terjadi di Indonesia sebab rata-rata suhu maksimal hanya mencapai 32 hingga 36 derajat Celsius. Equinox sendiri merupakan salah satu fenomena astronomi yaitu peristiwa matahari melintasi garis khatulistiwa yang terjadi dua kali pada 21 Maret dan 23 September dalam setahun. Peristiwa ini juga tidak selalu menyebabkan peningkatan suhu udara secara drastis.

BMKG sendiri mengimbau para orangtua untuk tidak mengkhawtirkan dampak dari equinox seperti isu yang sedang berkembang. Menurut BMKG, Equinox bukanlah fenomena Heat Wave seperti yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah ketika peningkatan suhu terjadi secara signifikan, bahkan ekstrem dan berlangsung lama. Secara umum, kondisi cuaca di Indonesia masih terbilang lembap meski beberapa wilayah di Indonesia sedang memasuki masa transisi atau masa pancaroba.

Baca juga: 5 ruam kulit yang sering dialami anak 

Meski fenomena equinox  normal terjadi. Ada baiknya kita tetap menjaga kesehatan keluarga dari kondisi suhu yang panas. Cara paling umum untuk menghadapi kondisi ini adalah dengan menjaga agar tubuh tetap terhidrasi atau mendapat cairan yang cukup. Hindari mengonsumsi minuman manis atau bersoda yang justru bisa mempercepat proses menuju dehidrasi.

Baca juga: Jarang pipis tanda anak terkena dehidrasi berat

Tak perlu berlebihan menghindari matahari pada jam-jam tertentu. Namun, saat harus keluar rumah, pastikan untuk memakai pelindung seperti payung atau topi. Makanlah bahan-bahan makanan yang bisa membuat suhu tubuh lebih sejuk, seperti buah-buahan segar yang banyak airnya. Jika suhu di dalam rumah terlalu panas, kita bisa membuka jendela dan pintu sejenak untuk mendapatkan udara dari luar. Jika ingin melakukan kegiatan seperti berolahraga, kita juga harus memahami kondisi tubuh. Minum air putih sebelum berolahraga sangat baik untuk menegah dehidrasi saat suhu udara meningkat dari biasanya.