Pemberian Vaksin Tidak Membuat Anak Autis

By Avrizella Quenda, Kamis, 23 Maret 2017 | 10:19 WIB
vaksin hepatitis B untuk bayi (Avrizella Quenda)

Meski begitu, pada 2001 thimerosal pada vaksin untuk anak usia 6 tahun atau kurang mulai dikurangi atau bahkan dihilangkan sebagai langkah pencegahan. IOM (Institute of Medicine), FDA (Food and Drug Administration), American Academy of Pediatrics and the CDC (Centers for Disease Control) semua sepakat bahwa tak ada hubungan antara autisme dan vaksin. 

Sebuah review IOM dari 200 studi epidemiologi dan ilmiah menyimpulkan bahwa vaksin tidak menyebabkan autisme. Bukti medis dan ilmiah tentang vaksin dan efek samping telah menemukan bahwa vaksin dan efek samping yang serius jarang terjadi.

CDC meninjau bukti dari kajian-kajian yang meneliti tren penggunaan vaksin dan perubahan frekuensi autisme. Mereka mengeluarkan pernyataan pada 2007 yang menyebutkan bahwa bukti tersebut tidak mendukung asosiasi antara penggunaan vaksin dan autisme. 

FDA, yang bertanggung jawab untuk meregulasi vaksin di AS, meninjua penggunaan thimerosal dalam vaksin anak. Mereka menyimpulkan bahwa tidak ada bukti bahaya yang disebabkan thimerosal sebagai pengawet dalam vaksin, kecuali reaksi alergi lokal.

Setelah studi yang meninjau catatan dari lembaga-lembaga layanan kesehatan dan wawancara dengan orangtua dari 256 anak-anak autis, American Academy of Pediatrics menyatakan bahwa thimerosal tidak meningkatkan risiko autisme.

Selanjutnya, penelitian dan bukti pendukung yang menunjukkan bahwa faktor-faktor berikut dapat meningkatkan risiko terkena autisme:

Selanjutnya, penelitian dan bukti pendukung yang menunjukkan bahwa faktor-faktor berikut dapat meningkatkan risiko terkena autisme:

- Memiliki gen tertentu yang berhubungan dengan autisme. Juga memiliki saudara kandung autis.

- Jika kedua orangtua berusia lebih tua pada saat pembuahan.

- Jika Ibu sakit selama kehamilan.

- Kesulitan sebelum, selama, dan setelah melahirkan, seperti yang menyebabkan kekurangan oksigen dalam otak bayi.

- Memiliki kelainan kromosom seperti sindrom Fragile X.

- Jika Ibu menggunakan obat-obatan seperti asam valproik dan thalidomide selama kehamilan.