Nakita.id - Lahir di usia kehamilan 26 minggu, bayi perempuan ini beratnya kurang dari 0,45 kg. Setelah dilahirkan, ia menjalani perawatan intensif di unit NICU sebuah rumah sakit di AS. Ukuran tangannya hanya sekitar 2 cm dari jari kelingking ke ibu jari.
"Saya mengganti popok dan ia hanya memegangi tangan saya,” tulis seorang perawat yang fotonya diunggah di aplikasi Figure 1 dan situs pekerja medis yang anggotanya dapat membagikan gambar dan pendapat antarkolega. Perawat itu membiarkan bayi prematur tersebut menyentuhnya. Ia percaya sentuhan manusia sangatlah penting bagi bayi, terlebih bayi prematur.
Pakai Sarung Tangan vs Sentuhan Tangan
Foto itu diambil sebelum aturan di rumah sakit tempatnya bekerja diberlakukan, yaitu staf RS wajib memakai sarung tangan selama melakukan perawatan rutin seperti ganti popok dan memeriksa suhu bayi demi mencegah infeksi. "Peraturan itu membuat saya sedih karena mereka benar-benar membutuhkan sentuhan manusia,” tulis sang perawat.
Baca juga: Risiko Bayi Prematur
Beda dengan di Amerika, di Inggris, staf neonatal tidak harus memakai sarung tangan agar bisa melakukan kontak kulit yang sangat bermanfaat bayi bayi-bayi baru lahir, terutama yang lahir prematur. Penelitian telah menunjukkan, sentuhan sangat penting bagi perkembangan fisik dan psikologis anak sejak dilahirkan. Sentuhan kulit dengan kulit secara aktif mendorong ikatan batin antara ibu dan bayi yang baru lahir. Sentuhan ini diduga merangsang produksi prolaktin, hormon yang memerintah kelenjar di payudara memproduksi susu dan juga oksitosin atau "cuddle hormone" yang memungkinkan ASI mengalir keluar dari pabriknya.
Baca juga: Bayi Baru Lahir Perlu Disentuh Lebih Banyak
Ini membantu menjelaskan mengapa kontak kulit ke kulit dari ibu ke bayi mengarah pada kegiatan menyusui yang manfaatnya segudang. Hebatnya, bayi prematur yang diberikan kontak kulit ke kulit masih akan menerima manfaatnya hingga 20 tahun kemudian, kata sebuah studi di Kolombia yang diikuti lebih dari 250 bayi. Para peneliti dalam studi tersebut melaporkan kepada jurnal Pediatrics, Desember 2016, bahwa bayi-bayi yang mendapatkan sentuhan kulit ke kulit mengalami penurunan risiko hiperaktivitas, penurunan angka absensi saat bersekolah nanti, dan penurunan perilaku agresivitas. Alhasil, mereka mampu melakukan kontrol diri yang lebih baik secara sosial.
Mendambakan Sentuhan
Pemindaian terhadap otak sekelompok bayi yang diberikan kontak kulit ke kulit juga menunjukkan warna abu-abu yang lebih gelap dibanding bayi-bayi yang tidak mendapat sentuhan kulit. Warna abu-abu gelap menunjukkan lapisan jaringan pembungkus sel-sel otak yang keberadaannya sangatlah penting. Terbentuknya lapisan pembungkus sel-sel otak dimungkinkan oleh ritme bayi yang cenderung teratur, lebih tenang, dan lebih baik kualitas tidurnya, sehingga otak berkembang semakin matang.
Baca juga: Begini Pertumbuhan Otak dan Saraf Bayi
”Paparan bakteri dari kulit ibu juga membantu mengembangkan sistem kekebalan tubuh bayi," tambah Kate Pinney, manajer kebidanan di Pregnancy Charity Tommy’s. Untuk bayi prematur, kontak kulit menjadi lebih penting, karena mereka membutuhkan bantuan untuk bisa mengejar perkembangan di luar rahim.
Baca juga: Perkembangan Bayi Baru Lahir Minggu Pertama
Lihatlah, bayi di foto ini. Ia tampak seperti menanggapi sentuhan tangan perawat yang menanganinya. Diduga, bayi prematur yang tampak rapuh ini benar-benar mendambakan sentuhan tangan. Mengapa bayi sangat memerlukan sentuhan? Karena, mereka harus mendapatkan kondisi yang hangat dan nyaman seperti ketika berada di dalam rahim, kata Profesor Craig Jackson, seorang psikolog di Birmingham City University. Kabar baiknya lagi, bayi mungil dalam gambar ini sekarang sangat sehat dan bahagia. Beratnya sudah mencapai 6 kilogram di usia sembilan bulan.