Nakita.id - Mengajak anak bermain di taman bermain atau playground seharusnya menjadi momen menyenangkan bagi anak. Namun, saat sedang bermain seringkali terjadi hal-hal tak terduga. Bukannya senang, anak malah sedih, kecewa, bahkan mungkin trauma. Belum lama ini, misalnya, beredar pesan di Whatsapp dari orangtua yang memaparkan pengalaman buruk anak saat bermain di sebuah taman bermain. Begini isinya:
To Management Fun World Mall@Alam Sutra:
Kejadian ini menimpa anak saya Luna di area bermain anak di Fun World Mall@Alam Sutra. Hari Minggu tangga 2 April 2017 pukul 15.30
Seperti biasa ketika di mall Luna dan kakak abang nya. Luna suka sekali bermain di area anak Fun World yang berisi mainan bola pelosotan dll. Tiket masuk Rp 60 ribu untuk 1 jam bermain. Orang tua biasa nya menunggu di luar dan dapat melihat anak anak bermain. Kedua kakak nya bermain permainan yang lain.
Namun memang area bermain anak di Fun World @Alam Sutra cukup besar dibanding yang ada di mall lain di Jakarta. Hingga level 2 ketinggian nya dan memang sulit untuk orang tua melihat dengan jelas kearea itu karena lorong lorong dll.
Setelah membayar tiket, saya bertanya ke penjaga tiket nya apa aman karena memang cukup banyak anak bermain pada saat itu. Ada 2 penjaga yang mengurusi tiket saja. Setelah meninggalkan nomer telepon saya pergi sebentar melihat kedua anak yang lain dan membeli kopi di coffe shop depan Fun World.
Sekitar 10 menitan ada telpon dari nomer tak dikenal dan saya angkat ternyata dari Fun World mengatakan kalo Luna nangis karena tidak liat bapak nya disana. Saya bilang saya segera kesana...
Setelah saya datang Luna sudah dikelilingin oleh beberapa orang dipangku menangis dan bingung. Seelah melihat saya semakin mengangis namun betapa kaget saya melihat kondisi Wajah Luna sudah penuh Cakaran dan Lebam di Mata
Menurut saksi mata Luna di Bully oleh seorang Anak Perempuan berumur sekitar 4 tahunan di Level atas permainan anak. Dikejar dan di Cakar Wajah nya tanpa sebab. Dan Luna typical anak yang tidak suka iseng dan baik..dia menangis diatas sampai orang orang dibawah melihat dan segera di turunkan dari atas.
Kedua orang tua anak perempuan tersebut Meminta Maaf atas kejadian itu dan mereka juga tidak tau karena posisi kejadiannya pun sulit untuk di pantau dari bawah. Pihak Fun World pun meminta maaf sebesar besar nya atas kejadian ini dan segera membawa Luna ke UGD Omni Hospital Alam Sutra dengan pertanggungan Pihak Fun World
Yang saya sayangkan kepada pihak Fun World untuk Area Bermain Anak sebesar itu TIDAK ADA pegawai pengawas sama sekali di area bermain anak hanya penjaga Tiket !! Kita tau anak anak itu ada yang Baik ada yang Agresiv dan bisa membahayakan anak anak yang lain. Dan ini lah yang terjadi dengan Putri Kecil Saya
Untuk Orang Tua lain nya ada pembelajaran disini untuk di ingat bahwa tempat yang menurut kita Aman belom Tentu Aman.
PS: Tolong Pihak Fun World untuk menambah pegawai pengawas di Area Bermain Anak Berbayar tersebut karena kami pihak orang tua juga perlu jaminan keamanan anak anak kami ketika bermain. Jangan serahkan tugas pengawasan kepada pegawai penjaga tiket untuk area sebesar itu juga !!
Terlepas bagaimana sebenarnya awal mula Luna dicakar, dan mengapa si pelaku anak melakukannya, banyak hikmah yang bisa kita ambil dari kasus ini. Pertama-tama, saat mengajak anak bermain ke playground perlu kita sadari bahwa arena permainan seperti Fun World (diasumsikan arena khusus anak Fun World Kids karena ada permainan perosotan dan mandi bola) mengandalkan fisik, sehingga faktor keamanan harus diperhatikan. Kedua, arena permainan tentunya dipenuhi anak-anak lain sehingga perlu dipertimbangkan juga bahwa anak harus main bergiliran. Ketiga, karena areanya yang cukup luas juga menuntut adanya pengawasan yang cukup dari orangtua, pengasuh anak, maupun petugas arena bermain.
Karena itu, Ayah dan Ibu sebaiknya menerapkan aturan saat bermain di playground agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan:
1. Pilih arena bermain yang bersih dan nyaman, dan memiliki tenaga pengawas yang memadai. Perhatikan aturan yang ditetapkan, apakah orangtua boleh menemani anak ketika bermain, apakah petugas selalu berkeliling untuk mengawasi, juga apakah lokasi selalu dijaga kebersihannya. Misalnya, orangtua dan anak tidak diperbolehkan membawa makanan dan minuman ke dalam lokasi. Jika makanan boleh dibawa masuk, resikonya lantai yang dilapis matras akan menjadi kotor dan licin, sehingga mengundang serangga. Maka, patuhi aturan ini agar tidak mencelakakan anak.
2. Jika anak belum pernah bermain di playground, sampaikan pada anak apa yang akan ia temui di sana. Yaitu bahwa akan ada banyak anak yang ikut bermain, sehingga anak harus bergiliran bermain. Anak harus diajarkan untuk menunggu giliran, tidak main serobot, kadang-kadang juga harus sharing permainan yang sama. Ketika sudah lama memainkan satu permainan, anak juga perlu diajarkan untuk memberi kesempatan yang lain untuk ikut menggunakannya.
3. Playground yang dipenuhi anak akan menjadi kesempatan yang bagus bagi anak untuk belajar bersosialisasi. Ajarkan anak untuk berkenalan dan bermain bersama. "Saya beri contoh anak untuk menegur lebih dulu, lalu mengajak berkenalan dengan anak-anak lain. Misalnya, 'Halo, namaku Mario. Nama kamu siapa?' Dengan begitu anak jadi senang bermain karena banyak teman baru," ujar Dika Irwahana, ayah dari Mario (4). Keuntungan lainnya, katanya, anak-anak yang lebih besar biasanya akan bersikap ngemong pada yang lebih kecil.
4. Banyak playground, seperti Fun World Kids, Terrazone, Circuztown, juga beberapa area Amazone, membolehkan orangtua untuk menemani anak di bawah 6 tahun untuk ikut masuk tanpa biaya tambahan. Syaratnya hanya membawa kaus kaki untuk masuk ke area bermain (jika tidak punya, bisa membeli di tempat). Manfaatkan kesempatan ini untuk ikut menemani anak bermain sekaligus mengawasinya. Memang melelahkan mengikuti anak-anak berlarian ke sana-kemari, namun tentunya keamanan anak menjadi tanggungjawab kita sebagai orangtuanya. Jumlah petugas yang terbatas tentu tidak bisa diandalkan untuk mengawasi anak satu per satu. Fokuslah untuk menemani anak supaya bisa sekaligus memberitahu bagaimana cara melompat, memanjat, atau meluncur yang benar.
5. Hindari menugaskan anak yang sama-sama masih balita untuk menjaga adiknya. Meskipun dari segi usia lebih tua, si sulung tentu belum sungguh-sungguh dapat diberi tanggungjawab. Apalagi, tentunya ia sendiri masih ingin bermain sesuai kehendaknya. Kalaupun ingat untuk menjaga adiknya, bisa jadi ia akan melakukannya dengan asal-asalan. Jadi, jangan kaget kalau si kakak tiba-tiba meninggalkan adiknya begitu saja di salah satu tempat permainan.
6. Area permainan yang luas, ditambah suara musik dan bunyi-bunyian lain yang kencang, membuat suara anak yang menangis atau memanggil-manggil kakak atau orangtuanya jadi tenggelam. Jadi, sekali lagi, selalu ikuti kemana anak berlari meskipun hanya dengan pandangan mata. Jika Ibu tak sanggup ikut naik ke level dua karena kelelahan atau tangga dan tali-temalinya sulit ditembus orang dewasa, setidaknya Ibu tahu di mana posisi si kecil.
7. Jika Ayah atau Ibu perlu menggunakan toilet atau membeli makanan kecil, lebih baik ajak anak ikut daripada meminta petugas untuk mengawasinya. Bagaimana pun, petugas juga bertanggungjawab untuk hal-hal lain seperti menjaga pintu masuk atau menjaga tempat penyimpanan barang. Toh, anak diberi gelang kertas atau penanda lain yang menunjukkan ia masih boleh masuk kembali ke arena bermain. Sehingga, dalam 10 menit anak bisa kembali bermain dengan tetap dalam pengawasan Ibu.
Nah, jika aturan bermain di playground ini selalu Ibu ikuti, semoga tidak ada kejadian lagi anak merasa ditinggal kakaknya atau menjadi korban keusilan anak-anak lain.