Nakita.id - Begitu bayi Ibu sudah mulai dengan makanan pendamping ASI (MPASI), biasanya akan terjadi perubahan pada konsumsi ASI atau susu formula. Pada usia 4-6 bulan, konsumsi yang masih sedikit tidak terlalu berpengaruh terhadap pola menyusui. Namun, memasuki usia 9-11 bulan, ketika jenis makanannya sudah mulai beragam, mungkin Ibu mengamati si kecil tidak terlalu sering menyusui.
Sebagian Ibu mungkin jadi cemas soal asupan nutrisi dan kalori yang diterima bayi. Apakah si kecil sudah dapat cukup gizi dari makanan pendampingnya? Apakah bayi perlu suplemen? Untuk mengetahui hal ini, sebaiknya Ibu berkonsultasi dengan dokter anak. Namun, sebagai informasi, berikut ini adalah beberapa jenis suplemen bayi yang sering diberikan oleh dokter:
1. Zat Besi Saat lahir, bayi telah dibekali dengan stok zat besi yang cukup hingga berusia 4-6 bulan. Jika dianggap perlu, American Academy of Pediatrics menyarankan agar pemberian suplemen zat besi untuk bayi yang lahir cukup bulan dan mendapatkan ASI eksklusif dimulai setelah usia 4 bulan.
Sedangkan bayi yang lahir prematur atau dengan berat badan lahir yang rendah mungkin tidak memiliki stok zat besi yang cukup. Jadi, sejak awal mungkin dokter anak sudah merekomendasikan suplemen zat besi yang dikonsumsi hingga bayi berusia setahun. Untuk bayi yang mengonsumsi susu formula, Ibu tidak perlu memberinya suplemen lagi karena susu formula umumnya sudah difortifikasi dengan zat besi.
Zat besi juga bisa diperoleh dari makanan, misalnya dari sereal yang difortifikasi zat besi, daging, atau kacang-kacangan. Ibu bisa memasukkannya ke dalam makanan pendamping ASI ketika bayi sudah berusia 6 bulan. Supaya penyerapan zat besi dari makanan bisa optimal, kombinasikan dengan makanan yang kaya vitamin C.
2. Vitamin D Vitamin D penting untuk pertumbuhan tulang yang sehat dan mencegah penyakit kronis. Karena level vitamin D pada anak sering kali rendah, American Academy of Pediatrics merekomendasikan pemberian suplemen untuk bayi yang mendapat ASI eksklusif atau bayi yang mengonsumsi susu formula kurang dari 900 gr per hari. Saat bayi sudah mulai mengonsumsi makanan padat, campurkan vitamin D bentuk tetes ke dalam makanan atau ke dalam air untuk susu formulanya.
3. Vitamin B12 Vitamin B12 bermanfaat untuk mencegah anemia dan baik untuk kesehatan saraf bayi. Sebenarnya, vitamin ini bisa diperoleh dari makanan hewani, seperti daging, ikan, telur, dan produk olahan susu. Namun, kalau Ibu termasuk penganut pola makan vegetarian dan ingin memperkenalkan pola makan ini pada bayi sedini mungkin, bisa jadi si kecil butuh suplemen B12. Bila bayi Ibu mengonsumsi susu formula, biasanya susu formula berbahan kedelai sudah difortifikasi dengan vitamin ini.
Ibu yang vegetarian dan menyusui sebaiknya mengonsumsi vitamin B12 melalui makanan yang difortifikasi maupun suplemen, supaya bayinya bisa mendapatkan asupan vitamin yang cukup.
Sekali lagi, pastikan Ibu telah berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter anak sebelum membeli salah satu dari suplemen di atas. Dokterlah yang nantinya memeriksa dan menentukan apakah bayi perlu suplemen. Ingat, tidak semua bayi lantas butuh suplemen begitu mulai mengonsumsi makanan padat. Lebih baik Ibu perkenalkan padanya berbagai jenis makanan agar bayi mendapatkan asupan gizi yang memadai.