5 Mitos Tentang Tidur Bayi Ini Haruskah Kita Percayai?

By Avrizella Quenda, Kamis, 4 Mei 2017 | 09:45 WIB
Cara membersihkan perabotan bekas untuk si kecil (Avrizella Quenda)

Orangtua secara konsisten mengikuti salah satu metode pelatihan tidur yang populer, yang sebagian besar dianggap sebagai intervensi perilaku. American Association of Pediatrics (AAP) pada dasarnya mengakui bahwa intervensi perilaku tidak menyebabkan stres yang tidak semestinya atau merusak keterikatan orangtua. Sebagian besar metode pelatihan tidur lainnya adalah variasi saja. Bagian yang penting bukanlah intervensi perilaku yang dipilih orangtua, tetapi pilihan pelatihan tidur yang dibangun seputar jadwal tidur yang masuk akal dan konsisten.

(Baca juga : Mengapa Ayah Tidak Boleh Tidur Seranjang dengan Bayi. Ini Alasannya)

4. Monitor yang mudah dipakai menghentikan SIDS.

Bagi orang dewasa, teknologi yang dapat dipakai berubah setiap harinya mengikuti perkembangan teknologi yang semakin canggih. Tapi untuk bayi, bisa sangat berbahaya. Teknologi yang mudah dipakai tersebut dapat dipasangkan di tempat tidur bayi, misalnya perangkat bertanda Bluetooth, gelang yang memonitor detak jantung, pernapasan, dan gerakan. Tapi pihak berwenang memperingatkan bahwa pemakaian teknologi ini tidak dapat mengurangi risiko SIDS.

Satu-satunya cara yang benar-benar dapat mengurangi risiko SIDS adalah dengan mengikuti panduan AAP. Termasuk menjaga anak di kamar tidur orangtua untuk satu tahun pertama. Selain itu, menyediakan ruang tidur dengan lapisan bawah yang praktis sederhana, dan tidak menaruh bantal, atau boneka binatang. Kemudian, letakkan anak tidur telentang.

5. Tidak perlu tidur siang

Beberapa orangtua cenderung mengurangi pentingnya tidur siang saat anak tumbuh. Kecenderungan ini semakin meningkat saat anak-anak mengembangkan kemampuan untuk menghadapi penolakan verbal untuk tidur. Belum lagi fakta bahwa tidur siang bisa menjadi ketidaknyamanan yang meningkat di siang hari.

Pada usia 2 tahun, anak umumnya akan mengurangi waktu tidur siang, meskipun beberapa anak bahkan akan menolak tidur pada siang hari. Ini tidak berarti tidur siang tidak begitu penting, tetapi lebih sulit. Penelitian menunjukkan bahwa ketika seorang anak tidur, maka akan mengurangi hormon stres dan memungkinkan anak untuk mengisi ulang. Anak yang jarang tidur siang bisa menyebabkan anak menjadi lelah, sehingga sulit tertidur di malam hari. Orangtua dianjurkan untuk terus menawarkan tidur siang setidaknya sampai anak berumur 3 tahun, dan bahkan setelah itu.

Cara termudah untuk memastikan anak mendapatkan tidur yang mereka butuhkan adalah dengan mempertahankan jadwal yang ketat. Jika seorang anak menolak tidur siang, orangtua dianjurkan untuk setidaknya memberi anak waktu tenang di ruangan yang gelap dan dingin setidaknya 30 menit setiap hari.