5 Mitos Tentang Tidur Bayi Ini Haruskah Kita Percayai?

By Avrizella Quenda, Kamis, 4 Mei 2017 | 09:45 WIB
Cara membersihkan perabotan bekas untuk si kecil (Avrizella Quenda)

Nakita.id - Memahami tidur bayi memang cukup menantang bagi beberapa orangtua, terutama orangtua baru. Untungnya, beberapa penelitian telah mengurangi banyak klaim yang membantu orangtua memahami bagaimana cara membantu anak-anak mereka tidur nyenyak dan aman. Tapi, ada beberapa mitos yang sebaiknya Ibu tidak perlu percaya sama sekali, lima di antaranya:

1. Jangan pernah membangunkan bayi yang sedang tidur.

Mitos ini salah mengerti akan pentingnya jadwal dan rutinitas dalam latihan tidur. Pakar tidur mencatat bahwa seperti jadwal lain yang perlu Ibu ikuti, Ibu juga harus mempertimbangkan waktu mulai dan waktu berhenti pelatihan tidur pada anak. "Jangan hanya fokus pada waktu tidur," kata Praktisi Perawat Dokter Anak Pusat Rumah Sakit Anak Boston, Jennifer Gingrasfield. "Juga fokus pada waktu bangun di pagi hari. Dan jangan lupa mulai dan akhir dari tidur siang. "

(Baca juga : Mitos Seputar Tidur Bersama Bayi)

Alasannya adalah orangtua memiliki kecenderungan untuk membiarkan bayi mereka tidur lebih lama dari yang seharusnya. Bayi yang baru lahir harus tidur paling lama, 20 jam digabungkan dalam periode 24 jam. Pada usia 6 bulan, batas tidur adalah 13 jam. Pada saat anak berusia 12 bulan, kurangi waktu 30 menit lagi dengan total 12 1/2 jam.

Bayi yang tidur melewati jumlah waktu tersebut, tanpa waktu bangun yang konsisten akan mendatangkan dampak negatif. Ini bisa diartikan lebih banyak masalah saat tidur dan tertidur ketika orangtua mencoba meletakkan anak ke tempat tidur. Jennifer mengatakannya, "Ya, tidak apa-apa untuk membangunkan bayi yang sedang tidur."

2. Lullabies (lagu tidur) membantu bayi tidur.

Memutarkan lagu lembut saat meletakkan bayi ke tempat tidur adalah titik sentuhan lembut dalam ritual tidur malam. Ini memperkuat gagasan transisi dari waktu bangun yang ribut sampai waktu tidur yang sepi.

Lullabies dapat membantu bayi tidur dengan memberikan irama mengantuk dan menenggelamkan suara lingkungan yang bising. Namun, ada jeda atau perubahan dalam musik yang bisa menimbulkan kejutan dan bangun. Selain itu, ketergantungan pada lagu tidur bisa menjadikan musik sebagai kebutuhan. Itu dapat meredam kemampuan bayi untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk menenangkan diri dan membuat dirinya kembali tertidur.

(Baca juga : 5 Mitos Kematian Mendadak pada Bayi yang Perlu Orangtua Tahu)

Jika lingkungannya benar-benar berisik, karena suara lalu lintas atau konstruksi bangunan yang tidak berubah maka pilihan ini jauh lebih baik. Bisa berasal dari radio yang disetel atau kipas angin yang terbukti mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Konon, jika memungkinkan, jauh lebih baik membiarkan bayi tertidur dengan suara alami rumah dan anggota keluarga. Dengan cara itu, bayi bisa menjadi terbiasa dengan suara latar belakang alami. Hal ini akan memungkinkan bayi tertidur secara alami tanpa memaksa setiap orang untuk diam selama beberapa jam.

3. Ada metode pelatihan tidur "terbaik".

Orangtua secara konsisten mengikuti salah satu metode pelatihan tidur yang populer, yang sebagian besar dianggap sebagai intervensi perilaku. American Association of Pediatrics (AAP) pada dasarnya mengakui bahwa intervensi perilaku tidak menyebabkan stres yang tidak semestinya atau merusak keterikatan orangtua. Sebagian besar metode pelatihan tidur lainnya adalah variasi saja. Bagian yang penting bukanlah intervensi perilaku yang dipilih orangtua, tetapi pilihan pelatihan tidur yang dibangun seputar jadwal tidur yang masuk akal dan konsisten.

(Baca juga : Mengapa Ayah Tidak Boleh Tidur Seranjang dengan Bayi. Ini Alasannya)

4. Monitor yang mudah dipakai menghentikan SIDS.

Bagi orang dewasa, teknologi yang dapat dipakai berubah setiap harinya mengikuti perkembangan teknologi yang semakin canggih. Tapi untuk bayi, bisa sangat berbahaya. Teknologi yang mudah dipakai tersebut dapat dipasangkan di tempat tidur bayi, misalnya perangkat bertanda Bluetooth, gelang yang memonitor detak jantung, pernapasan, dan gerakan. Tapi pihak berwenang memperingatkan bahwa pemakaian teknologi ini tidak dapat mengurangi risiko SIDS.

Satu-satunya cara yang benar-benar dapat mengurangi risiko SIDS adalah dengan mengikuti panduan AAP. Termasuk menjaga anak di kamar tidur orangtua untuk satu tahun pertama. Selain itu, menyediakan ruang tidur dengan lapisan bawah yang praktis sederhana, dan tidak menaruh bantal, atau boneka binatang. Kemudian, letakkan anak tidur telentang.

5. Tidak perlu tidur siang

Beberapa orangtua cenderung mengurangi pentingnya tidur siang saat anak tumbuh. Kecenderungan ini semakin meningkat saat anak-anak mengembangkan kemampuan untuk menghadapi penolakan verbal untuk tidur. Belum lagi fakta bahwa tidur siang bisa menjadi ketidaknyamanan yang meningkat di siang hari.

Pada usia 2 tahun, anak umumnya akan mengurangi waktu tidur siang, meskipun beberapa anak bahkan akan menolak tidur pada siang hari. Ini tidak berarti tidur siang tidak begitu penting, tetapi lebih sulit. Penelitian menunjukkan bahwa ketika seorang anak tidur, maka akan mengurangi hormon stres dan memungkinkan anak untuk mengisi ulang. Anak yang jarang tidur siang bisa menyebabkan anak menjadi lelah, sehingga sulit tertidur di malam hari. Orangtua dianjurkan untuk terus menawarkan tidur siang setidaknya sampai anak berumur 3 tahun, dan bahkan setelah itu.

Cara termudah untuk memastikan anak mendapatkan tidur yang mereka butuhkan adalah dengan mempertahankan jadwal yang ketat. Jika seorang anak menolak tidur siang, orangtua dianjurkan untuk setidaknya memberi anak waktu tenang di ruangan yang gelap dan dingin setidaknya 30 menit setiap hari.